A Part Of Earth

iam_light.blue
Chapter #17

Menolak Aman

Tsana memandangi langit yang hari ini agak gelap. Ia bergumam kepada langit tentang semua yang mengganjal di hatinya. Mulai dari kapan, mengapa, sampai bagaimana sesuatu di bumi ini bisa terjadi.

“Ngapain?” tanya Ananta yang tiba-tiba muncul di samping Tsana.

Tsana mendengus kesal melihat keberadaan Ananta yang sangat tiba-tiba.

“Kalo mau muncul ngomong dulu lah, Nan,” ucap Tsana sambil mengelus dada.

“Eh, bentar. Kenapa itu, Tsan?” tanya Ananta sambil menunjuk pipi kiri Tsana yang terlihat masih sedikit bengkak.

“Ah, ini. Nggak papa, Nan.”

“Gue tampar kemaren.” Alfa tiba-tiba muncul dari belakang punggung Ananta. Ia berjalan mendekati Tsana dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana.

“Lo? Nampar? Tsana?” tanya Ananta sambil tertawa sinis.

Buggg!!!

Ananta melambungkan kepalan tangannya ke wajah Alfa tanpa aba-aba. Ia melakukannya dengan spontan karena ia merasa bahwa Alfa benar-benar tidak tahu diri.

Tsana dan seluruh siswa di sekelilingnya sangat terkejut sekaligus bingung dengan apa yang dilakukan Ananta pada Alfa. Semua siswa bertanya-tanya mengapa Ananta memukul Alfa dengan sangat tiba-tiba.

Saat Ananta hendak memukul Alfa lagi, Pak Deny datang kemudian melerai keduanya. Mereka berdua kini dipanggil ke ruang konseling untuk menyelesaikan masalah dengan baik-baik.

Setelah itu, seluruh siswa diminta untuk masuk ke ruang kelas masing-masing. Begitu juga dengan Tsana.

Tsana menuju tempat duduknya dengan tatapan kosong. Perasaannya benar-benar campur aduk saat ini.

Tsana menghela napas panjang lalu menarik semua rambutnya ke arah belakang. Entah apa yang sebenarnya sedang terjadi akhir-akhir ini. Ia sungguh tidak bisa memahaminya.

Saat Tsana bermain dengan pikirannya sendiri, pintu kelas tiba-tiba terbuka. Alfa ada di balik pintu itu. Ia berdiri dengan tatapan datar.

Lihat selengkapnya