A Piece of Puzzle

Yovi Eviani Chandra
Chapter #7

Sebuah Hubungan (flashback)

Bertemu dengan Liam disetiap kesempatan menjadi kebiasaanku, dan selalu Sarah yang menjadi alibiku. Sammy akan mengantarkanku ke minimarket yang jaraknya sekitar lima belas menit dari rumah, lalu Liam menjemputku dari sana. Saat pulang, Liam mengantarkanku ke tempat yang sama, lalu Sammy sudah siap dengan mobilnya untuk mengantarku pulang. Mungkin sudah sekitar tiga atau empat bulan kami menjalani pertemuan rahasia ini. Bertemu dengannya adalah candu bagiku.

Jadi seperti biasa, aku menunggu Liam dari dalam minimarket. Laki-laki itu tiba tepat sesaat setelah aku membayar dua buah minuman botol. Aku segera keluar, dan masuk ke dalam mobil Liam.

“Sudah tidak sabar untuk melihat tempatnya?” tanya Liam, sambil mulai mengendarai mobilnya.

Liam berjanji untuk mengajakku ke suatu tempat yang sangat indah. Katanya aku pasti akan mengagumi pemandangan dari tempat tersebut, “Aku penasaran, tempat seperti apa yang kamu bilang sangat romantis itu.” Jawabku, dengan semangat.

Saat mobil melewati pantai-pantai yang indah, Liam membuka atap mobilnya. Sehingga kini kami berdua merasakan angin yang sangat segar. Kutolehkan badanku ke samping, arah jendela dan menikmati pemandangan pantai yang sangat kusukai.

Jalanan yang kami lewati semakin menanjak. Kini aku bisa melihat pantai dari ketinggian. Semakin lama, semakin tinggi tempat kami. Hingga sampailah kami di sebuah tebing, yang berdasarkan laut lepas. Tanah di bukit ini dipenuhi oleh rumput-rumput hijau yang agak kasar, lalu diujung bukit terdapat pagar yang mengelilingi, agar pengunjung tidak jatuh ke dasar jurang.

Dari atas sini, banyak pemandangan yang bisa kulihat. Laut lepas yang menyambung pada sebuah pantai, gedung-gedung tinggi yang mewah dan gemerlap, serta awan dan langit yang sudah sedikit mendung. Waktu sudah agak sore saat kami tiba disini. Matahari sudah tidak setinggi siang tadi, langit biru tampak mulai kekuningan, sedikit bercampur oranye, menambahkan  keindahan pada tempat ini.

“Bagaimana bisa kamu menemukan tempat seindah ini?” tanyaku, sambil menuruni mobil. Aku mendekat pada ujung jurang, berpegangan pada pagar yang masih terlihat kokoh, memandangi ujung lautan.

“Sudah kuduga, kamu pasti suka.” Liam menyusulku, dan berdiri di sebelahku. Sebelum turun dari mobil, ia menyalakan musik dan lampu dari mobilnya yang terparkir tidak jauh dari tempat kami berdiri. Dan itu membuat tempat ini semakin indah dan romantis.

Lihat selengkapnya