Chavalah sudah menunggu hari ini, akhir pekan setelah ujian sekolah selesai dan juga kebebasan menuju waktu liburan. Meskipun belum sepenuhnya musim panas, ia mengenakan summer dress-nya dengan warna kuning bunga matahari dengan scarf kotak-kotak yang terlilit di sekitar lehernya dan duduk di salah satu meja restoran milik Madam Rosaria, menunggu Euan sebagai janji kencan mereka. Sementara menunggu, Chava membaca Vogue edisi bulan ini, membuka bagian fashion untuk mencari tahu bikini mana yang bagus dikenakan saat liburannya nanti di Pantai Devon. Yang jelas, gaya Mamie van Doreen bukan bikini yang sedang ngetrend tahun ini, dan Chava pantang mengenakan apapun yang ketinggalan zaman.
Sampai sang pelayan datang menghampirinya, memberikan segelas martini. Chava mengalihkan perhatiannya dari majalah pada sang pelayan, “Maaf, tapi aku tidak memesan ini.”
“Oh,” si pelayan tersenyum, “tentu saja. Tetapi tuan di sana memesankan martini ini untukmu nona,” ucap si pelayan menunjuk seorang pria yang duduk di bar, mengangkat gelas minumannya sendiri dan tersenyum pada Chava.
“Katakan padanya aku tidak bisa menerima ini. Aku sudah punya pacar, dan sekarang aku sedang menunggunya.”
“Ah sayang sekali,” si pelayan tampak kecewa, “tapi minumannya sudah dibeli, aku tidak bisa mengembalikannya,” ujar si pelayan dan melengos pergi.
Chava menatap si pelayan yang berlalu tak percaya, lalu menatap si pria yang duduk di kursi bar dengan ekspresi tidak terhibur. Segelas martini, bahkan ia tidak suka martini. Terlalu manis, terlalu girlie. Minuman kesukaannya adalah old-fashioned. Chava benar-benar tidak bisa menerimanya, Euan bisa datang kapan saja. Maka ia menghiraukan minuman dan kembali menatap pada majalah Vogue-nya.
Si pria terusik saat mengetahui bahwa Chava tidak sedikitpun menyentuh gelas minumannya, maka ia memilih menghampiri Chava sambil mengancingkan jasnya. Usianya sekitar dua puluh tahunan, rambutnya pirang, dan cukup menarik. Tubuhnya yang tegap membuat Chava menyadari kehadirannya saat lelaki itu berada di samping meja tempatnya duduk.