Akhir tahun ajaran selalu dimeriahkan oleh makanan yang mewah. Tahun ini, hidangan pembuka berupa Cullen Skink—sup ikan haddock yang popular di Skotlandia. Dengan hidangan sebanyak itu, Chava ternyata hanya mampu memakan Cullen Skins, seiris roast beef dan juga sepotong Yorkshire Puddings sebagai hidangan utama, ditutup oleh soda Irn Bru yang populer. Setelah merasa kenyang, pandangannya tertuju pada murid kelas tujuh yang akan berpesta pora setelah akhirnya mereka dinyatakan lulus.
Sahabatnya Beth Eaton menangkap pandangan Chava, “Tahun depan kita akan seperti mereka. Lulus dari sekolah ini. Sebenarnya aku ingin segera menyelesaikan masa sekolahku, tetapi di sisi lain aku juga tidak ingin cepat-cepat lulus.”
Chava tersenyum pada Beth, “Aku pun begitu. Rasanya baru kemarin aku seperti anak itik yang tersesat di sekolah sebesar ini.”
“Anak itik buruk rupa yang berubah menjadi gadis memukau…”
Chava merengut, “Apa itu yang kau lihat tentangku? Anak itik buruk rupa?”
Beth Eaton tertawa, “Oh Liebgott, kau salah satu gadis tercantik di Tranquility Institute. Kau tidak ingat bahwa dulu kita sama-sama bocah ingusan berusia sebelas tahun yang belum tahu apa-apa saat pertama kali masuk ke sini? Sampai akhirnya kau sendiri yang meracuniku majalah Vogue dan Elle, lalu voila! Kau dan aku seperti angsa menawan.” Kali ini, Beth Eaton lah yang bersungut-sungut, “Walaupun begitu, tetap saja aku yang tidak punya pacar. Tidak sepertimu dan Euan.”
Chava tidak menanggapi ucapan Beth tentang Euan. Semenjak kekasihnya membiarkannya sendiri padahal mereka janji akan berkencan, Chava belum bertemu kembali dengan Euan untuk mengutarakan kekesalannya. Maka Chava memindai meja murid-murid dari asrama bawah tanah untuk mencari Euan, sayangnya pacarnya tidak ada di tempat. Barangkali sudah selesai makan atau masih berkemas untuk liburan musim panas.
“Menurutku justru bagus tidak memiliki pacar apalagi jika kita sudah di tingkat tujuh,” Chava berpendapat, “kita harus benar-benar fokus agar bisa lulus. Tidak ada waktu untuk memikirkan laki-laki.”
“Aku malah tidak setuju. Kita harus menghabiskan waktu akhir kita di sekolah dengan hal-hal yang menyenangkan!”
“Hmm, yaa… mengingat setelah lulus aku akan mencoba mengejar karir sebagai seorang aktris, kupikir kau ada benarnya,” Chava tersenyum lebar, “aku akan menghabiskan waktuku sebaik-baiknya di tingkat tujuh untuk bersenang-senang!”
Sejujurnya, Chava belum tahu definisi bersenang-senang seperti apa yang akan dilakukannya.
Baik Beth dan Chava memutuskan kembali ke asrama untuk mengambil koper. Sekitar jam tiga sore nanti, kereta dari Desa Moonbright akan membawa mereka ke London untuk kembali pulang ke rumah masing-masing. Chava dan Beth menaiki anak tangga untuk menuju Asrama Menara Utara, sebelum ia mendengar seseorang memanggil namanya. Jantungnya mencelus karena ia tahu suara siapa itu.
“Euan!” sapa Chava terkejut saat melihat pacarnya terengah-engah setelah memanggilnya.
“Oh hai, aku mencarimu…”