Keheningan perpustakaan hanya diisi oleh suara ciuman demi ciuman tanpa henti. Jika saja sekelebatan yang muncul di pintu tidak tertangkap oleh sisi mata Ezio, barangkali keduanya akan menembus batasan semakin jauh dan semakin tenggelam dalam keinginan untuk memiliki sama lain. Seluruh akal sehatnya yang sempat tenggelam dalam hasrat keinginannya memperingatkan diri, membuat Ezio siaga, dan Chava tersentak saat Ezio menghentikan ciumannya untuk berjalan menuju pintu yang tidak tertutup. Jantungnya yang tengah berpacu cepat berubah ritme menjadi kepanikan, karena ia yakin ada seseorang yang sempat melihatnya tengah berciuman dengan Chava, dan sosok itu telah hilang dari balik pintu.
Segera Ezio menutup pintu.
Chava yang mendengar pintu tertutup sedikit terlonjak kaget, dan ia sadar bahwa alasan Ezio berhenti menciumanya karena hal itu. Tubuhnya seketika meremang. Sebelum ini, mereka selalu tersembunyi dengan baik di perpustakaan yang terkunci, karena mereka tahu kedekatan keduanya akan membuat masalah jika ada satu orang saja yang mengetahuinya.
Ezio melangkah kembali pada kursi, setengah kebingungan. Ia yakin ada orang lain di depan pintu, dan sosoknya yang menghilang membuatnya semakin panik. Apakah dia akan dilaporkan pada Albert Atkins karena berciuman dengan Chava—yang statusnya masih seorang murid? Jika iya, ia berada dalam masalah yang besar, teramat sangat besar. Terlebih ciuman keduanya bukan ciuman biasa.
Sebelum ini, keduanya tengah bertengkar. Ezio mempermasalahkan Chava yang berdansa dengan banyak pria. Ciuman yang diberikan Ezio adalah respon dan isyarat bahwa gadis itu hanya miliknya seorang. Hanya saja, ia melakukannya dengan amarah. Alkohol menjadi salah satu faktor, dan ia merasa bersalah sekali pun Chava membalas respon tersebut dengan cara yang sama. Chava pun menginginkan Ezio, dan ingin membuktikan pada Ezio bahwa hanya dia lah yang boleh memilikinya, bukan pria lain.
Chava menunggu Ezio untuk berbicara, atau melanjutkan ciuman mereka, karena ia sesungguhnya tidak peduli jika ada yang memergokinya. Keinginannya adalah memiliki Ezio sepenuhnya, menunjukkannya pada dunia, tidak peduli jika ada orang lain yang melarang hubugan mereka. Tetapi Ezio hanya diam saja, dan Chava merasa ada yang salah dengan semua ini.
“Haruskah aku pergi dari sini?” tanya Chava, turun dari meja sirkulasi.
Ezio masih belum menjawab.
Chava teramat sangat tidak menyukai perasaan itu.