Chava duduk di ujung ranjangnya, memeluk tubuhnya sendiri, amarahnya membuat sepasang matanya terasa panas dan basah. Mama bilang, tidak ada satu pun pria yang boleh membuatnya menangis. Karena itu ia membenci Ezio, membencinya karena Ezio berhasil membuatnya menangis.
Beth Eaton, yang berhasil kabur dari pesta yang berubah menjadi kekacauan karena alkohol dan juga para pengajar yang datang untuk memberi mereka hukuman, menyeruak masuk ke dalam kamarnya, mendapati Chava meringkuk di ujung ranjang.
“Chava! Oh ya ampun, mengapa kau menghilang dari pestamu sendiri?! Oh tapi itu sebuah keputusan yang tepat, karena pestamu berubah menjadi kekacauan. Alastair Rose menyebarkan alkohol ke seluruh murid, mereka menjadi tipsy dan mabuk. Madam Rosemary segera menyadari kekacauan tersebut, ia langsung lari ke sekolah untuk memanggil para staff pengajar. Aku segera kabur, mesikpun aku pasti akan kena masalah karena aku lah yang menyelenggarakan pesta tersebut. Dan aku…”
Tidak sedikitpun Chava beraksi saat mendengar cerocos Beth yang segera menutup mulut karena sadar Chava menangis.
“Chava, are you okay?”
“No, no, I’m fine,” Chava tahu bahwa menangis akan membuat wajahnya menjadi jelek, maka ia menghapus air matanya sendiri. “Maafkan aku tiba-tiba pergi.”
Beth tahu sahabatnya sedang tidak baik-baik saja. Ia ikut duduk di ujung ranjang, merangkul Chava yang terlihat sekali habis menangis.
“Aku—aku pasti terlihat jelek,” rutuk Chava, sungguh dia benci sekali menangis.
“Chava… bisa-bisanya kau mempermasalahkan hal itu. Karena percayalah, kau tetap cantik dalam keadaan apapun,” Beth membasuh sisa air mata dari pipi Chava yang masih basah, dan berhenti saat melihat bekas ciuman di leher dan sedikit di bagian dadanya yang terbuka. Beth tahu bahwa Chava menyembunyikan sesuatu, sahabatnya telah menjalin hubungan dengan seorang pria. Ia sempat menebak Jamal Khan, tetapi Jamal adalah salah satu murid yang tetap berada di akhir pesta dalam keadaan mabuk penuh. Bukan juga Alastair Rose, bukan juga Euan.
Jadi siapa?
“Kau tahu kau bisa bercerita tentang apapun padaku.”
Chava menatap pada Beth, dan ia teramat sangat ingin menceritakan Ezio pada sahabatnya sendiri. Baru saja ia hendak buka suara, seorang anak perempuan datang di balik pintu kamar mereka.