A Star Between Us

Pojin Marble
Chapter #11

Pergi Liburan

  “Apa maksudmu berencana melakukan sesuatu? Ini hanya makanan.” Aku menjelaskan pada Luna.

  “Hey, hey, lihat kalian berdua. Kalian mau berbulan madu? Kenapa kalian berdua membawa koper? Barang bawaan kalian banyak sekali” Teddy mengomel.

  “Ted, kau bisa diam tidak?” Luna menatap tajam Teddy.

  “Oke, oke.” Teddy menutup mulutnya mempraktekkan seolah ada resleting di mulutnya.

  Pergi berlibur seperti ini. Inilah kenapa aku malas berpergian saat libur. Alasan kita pergi lebih awal pasti karena macet, agar kita terhindar dari macet. Bertahun-tahun aku mengahadapi hari libur panjang seperti ini, aku belum pernah berpergian. Aku tidak pernah menerima ajakan orang tuaku. Alhasil kedua orang tuaku mengajak Luna beserta kakek dan neneknya untuk pergi berlibur.

  Di saat libur, entah libur panjang atau hanya beberapa hari. Aku lebih suka menghabiskan waktuku di dalam kamar. Tiduran, menonton TV, terkadang bermain game di konsol. Pergi berlibur ke tempat yang jauh dari rumah, ini sepertinya akan menjadi pengalaman pertamaku. Terlebih berlibur bersama mereka. Aku tidak tahu liburan kali ini akan menjadi seperti apa, karena aku tahu Luna. Aku tahu seperti apa dia.

  Terlepas dari itu semua, baik saat pergi berlibur atau entah ke mana. Saat menyangkut tentang Luna. Dia memaksa atau tidak, aku pasti tetap ikut. Karena aku punya janji yang harus kutepati. Apa jadinya jika seorang pria tidak bisa menepati janjinya. Sebelumnya memang Luna pernah pergi berlibur bersama kedua orang tuaku. Saat itu aku tidak ikut pergi.

  Aku juga tidak tahu kalau kedua orang tuaku mau mengajak Luna. Yang kutahu, mereka mau mengajak temannya untuk pergi berlibur bersama. Ternyata mereka mengajak Luna. Aku hanya pasrah, karena aku tidak punya uang untuk menyusul. Yang sudah berlalu biarlah berlalu, lain kali aku usahakan agar tidak terulang lagi. Aku usahakan karena aku sudah punya sebuah janji yang berat, aku tidak mau berjanji lagi.

  “Ke mana kita akan pergi?” Aku bertanya.

  “Kau ini penasaran sekali ya Dante.” Kata Luna.

  “Bagaimana aku tidak penasaran, dari kemarin tidak ada yang mau memberitahuku.”

  “Anggap saja ini kejutan untukmu Dante.” Seru Teddy.

  “Apanya yang kejutan, bulan ini bukanlah ulang tahunku.”

  “Dante, kita akan ke Ciwidey Bandung.” Tina berbisik padaku.

  “Ciwidey? Aku belum pernah mendengarnya.”

  “Jangankan Ciwidey, ibukota Amerika serikat pun pasti kau tidak tahu.” Kata Luna.

  “Tentu saja aku tahu.”

  “Dimana?”

  “New York.” Aku menjawab.

Lihat selengkapnya