A Star Between Us

Pojin Marble
Chapter #16

Bab 16

"Tidak mungkin dia tersesat." Kataku. "Dia pasti sedang melakukan yang aneh-aneh."

"Misalnya?"

"Kita akan tahu saat kita berhasil menemukannya."

"Jadi, kita akan mencari teman kalian yang bernama Teddy?" Tanya pak Asep.

"Ya, mau tidak mau." Jawab Bobby, sambil memakan keripik yang ada di genggamannya.

"Bagaimana dengan rencana pak Asep tadinya jika kita langsung berangkat sekarang?" Aku bertanya.

"Tadinya saya mau menyarankan kalian untuk pergi ke perkebunan stroberi. Lokasinya di dekat sini, jadi kita bisa sekalian ke sana. Berhubung ini juga masih jam satu siang, kalian juga pasti mau mengunjungi tempat lain kan?"

"Hei, aku minta keripiknya." Luna sedang meminta keripik yang dimakan Bobby.

"Ini punyaku, aku sedang lapar. Kau bisa beli di toko itu kalau mau." Bobby menunjuk salah satu toko makanan di belakangnya.

"Aku minta sedikit saja, yah...yah."

"Tidak mau." Bobby bersikeras.

"Kalian berdua, berhentilah." Tina melerai.

"Hmph. Pelit." Luna mendengus.

"Ya, itu benar. Masih siang. Tapi sebaiknya kita makan siang dahulu. Bagaimana?" Aku menyarankan, menanggapi rencana pak Asep. Aku malas ikut campur antara Luna dan Bobby. Itu hanyalah keripik.

"Kebetulan aku juga sedang lapar ini." Sahut Luna tiba-tiba.

Aku pikir dia masih sebal karena Bobby tidak mau memberinya keripik. "Ada apa?" Luna balas menatapku. Aku tidak mau meresponnya. Aku tidak mau. Apa yang terjadi padaku? Akhir-akhir ini aku sering salah tingkah saat Luna menatapku seperti itu.

Kami mencari restoran untuk makan siang, juga sambil mencari Teddy yang entah pergi ke mana. Dia mungkin akan tertinggal makan siang.

Sambil berjalan ke restoran, pak Asep menjelaskan sedikiti demi sedikit sejarah tentang Ciwidey. Tina dan Bobby mendengarkan penjelasan pak Asep. Aku berusaha menghubungi Teddy. Luna sengaja berjalan di belakangku, Luna sengaja membuat jarak yang sangat jauh pada pak Asep. Dia bersembunyi di balik punggungku. "Kemarilah, kenapa kau berjalan di belakangku. Kita sudah repot karena Teddy pergi entah ke mana. Jangan sampai kau juga tiba-tiba menghilang entah ke mana seperti Teddy." Aku mengajak Luna berjalan di sampingku.

"Aku tidak akan seperti itu. Tenang saja." Luna menolak ajakanku, dia masih berjalan di belakangku.

Tiga puluh menit, Teddy masih belum kembali. "Ini sudah setengah jam, apa kita sebaiknya mulai mencari saja?" Kata pak Asep. Bobby menatap Tina, Tina menatapku, apa? Mereka menunggu keputusanku?

"Luna, bagaimana? Kita cari sekarang?" Aku menatap Luna, yang masih sibuk makan. "Luna!"

"Apa?" Luna terkejut.

"Teddy."

"Kenapa Teddy?"

"Kita cari sekarang?"

"Hmm...." Luna berpikir. Luna menatap meja makan.

Apalagi yang dia pikirkan?

"Luna, ada tiga orang yang sedang menunggu jawabanmu. Bagaimana?"

"Baiklah, ayo kita cari." Luna akhirnya memberi jawaban.

Lihat selengkapnya