A Star Between Us

Pojin Marble
Chapter #37

Bab 37

  "Oh itu. Maaf aku lupa. Masalah yang melibatkanmu bukan hanya itu saja soalnya."

  Itu benar.

  "Itu masalahmu bukan masalahku. Yang kumaksud saat ini itu masalahku." jelas Luna.

  Memang apa bedanya, dua-duanya kan sama-sama melibatkanmu. "Ada apa? Kau mau curhat lagi? Silahkan, aku dengarkan. Daripada tidak ada kegiatan."

  "Jadi mendengarkan curhatku itu kegiatan ya?" kata Luna, sambil melirikku. Tergantung sih.

  "Jadi kau mau curhat apa lagi?"

  "Aku masih tidak yakin bisa menarik perhatian sutradara itu." Luna berhenti sejenak. "Apa aku harus memakai pakaian yang lebih terbuka agar menggoda?"

  "Hei, menarik perhatian tidak harus menggunakan pakaian yang seperti itu. Apa lagi yang kau harapkan kalau dia sudah tertarik denganmu karena pakaianmu?" ada yang tidak beres dengan pikirannya. "Saranku, kalau kau mau menjadi aktris ya kau harus menunjukkan bakatmu di bidang akting. Aku jamin, jika aktingmu bagus, sutradara itu pasti tertarik denganmu."

  "Apa yang akan kudapatkan kalau sutradara itu tertarik dengan aktingku?" tanya Luna. Kau serius?

  Aku menatapnya dengan ekspresi datar. Mulai bercanda saat orang lain mulai serius. Maunya apa dia ini?

  "Hanya bercanda. Maaf. Hehehe." ya, aku tahu itu. "Jadi, menurutmu aku harus melatih aktingku agar bisa menarik perhatian sutradara itu?"

  "Kurang lebih seperti itu." kataku sambil berjalan di tepi pantai berdua bersama Luna.

  "Kalau begitu kita latihan sekarang. Hm?"

  "Kau sepertinya lupa ya ucapan Bu Dian? Tugas pementasan drama dilakukan oleh seluruh siswa kelas, tidak ada pembagian kelompok. Paham?"

  "Hm—" Luna memanyunkan bibirnya. "Jadi—"

  "Kita diskusikan dulu dengan yang lainnya, yang kumaksud anak-anak kelas kita." jelasku.

  "Iya aku tahu."

  "Sebelum berlatih, kita harus tahu dulu, cerita apa yang akan kita bawakan dan peran apa yang akan kita mainkan masing-masing nanti."

  "Hah? Kalau begitu kita harus pulang?"

  "Kita bisa telepon mereka." kataku.

  "Sudah, sebelum aku mengajakmu makan tadi, aku sudah mencoba menelepon mereka. Tidak ada yang mengangkat teleponku."

  Mungkin mereka malas berbicara denganmu, kan?

  "Biar aku telepon mereka."

  Kira-kira mereka berlibur ke luar negeri tidak ya? Hanya untuk berjaga-jaga saja, siapa tahu mereka ke luar negeri untuk berlibur. Biaya telepon ke luar negeri itu mahal. Sedangkan aku tidak pernah mengisi pulsa lebih dari sepuluh ribu. Jika benar mereka di luar negeri, mungkin aku hanya bisa telepon mereka selama tiga detik saja.

  Siapa ya yang harus ku telepon?

  "Kenapa kau belum menelepon juga? Cepat telepon mereka semua!" kata Luna dengan nada tingginya.

  "Tenanglah, jangan berteriak seperti itu, kupingku sakit. Aku sedang berpikir ini, siapa sebaiknya yang harus ku telepon." aku tidak mau menelepon mereka semua. Pulsa di ponselku bisa habis jika dipakai untuk meneleponnya mereka semua.

  Robi?

  Dia adalah pilihan yang tepat, dia ketua kelas.

Lihat selengkapnya