A STORY LOVE AND DUTY

Soelistiyani
Chapter #1

SEMPURNA

CECILIA PURNAMA


"Mengapa?"

"Mengapa Tuhan tak pernah ijinkan aku bahagia?" 

"Apakah aku yang terlalu buruk untukmu, Hervino. Ataukah kamu yang tak pantas untukku," protes Cecile pada Sang Khalik.

"Kau adalah pria sempurna yang hadir di waktu dan masa yang tepat. Sesempurna caramu menaklukkan dan meluluhkan hatiku, hingga membuat gairahku muncul di usiaku yang setahun lagi genap berkepala dua."

"Memang terlalu dini untuk menentukan bahwa kau adalah jodohku."

Masa depan masih terbentang luas, girl. Masih banyak asa dan karya yang harus engkau perbuat. Nikmatilah masa mudamu dengan hal-hal menakjubkan lainnya. Kebahagiaan lain akan datang seiring berjalannya sang waktu.

"Tapi ... nama Hervino terlanjur melekat di hatiku. Tak mudah menggantinya meski seratus kali lebih indah dari nama itu," ujarnya terus menyalahkan takdir.

"Ohh ... sungguh kejam takdir hidupku."



HERVINO SANJAYA


"Maafkan aku sayang ... aku tak bisa memenuhi janji kita untuk terus bersama, selamanya."

"Jika bukan karena tugas dan kewajibanku, aku pasti akan terus di sisimu sampai memutih rambut kita."

"Jika kita berjodoh, kita pasti akan bertemu lagi."

"Cinta kita sempurna, sesempurna luka yang tertinggal di hati kita masing-masing," ucap Vino sambil mengusap air mata yang berlinang membasahi wajah kekasihnya itu.

" Aahh ... memang kejam takdir ini, baru saja aku meraih tanganmu, dan sekarang semesta memaksaku melepaskan genggamanku."


***


Satu tahun sebelumnya....


   "SEMPURNA ..."

Seperti kesempurnaan yang melekat di raganya.  Paras manis dan elok telah dibentuk oleh Sang Pencipta sejak ia membuka mata melihat indahnya dunia ini. 

Kemolekan tubuh yang tergambar jelas dari ujung rambut hingga ujung kaki. Seringkali membuat para kaum Adam terpesona padanya dan berharap mampu menambatkan hatinya pada gadis berkulit putih serta berwajah oriental ini.

Membuat iri para gadis sebayanya. Bagaimana tidak, kecantikan fisik adalah hal utama yang paling didambakan oleh para perempuan. 

Ironinya, ia tak pernah merasa seberuntung itu. Hampa dan kekosongan yang ia rasakan semenjak memasuki masa kegadisannya. Hati yang dipenuhi rasa tak percaya diri membuatnya tak bisa bermain-main dengan cinta di usia remaja. Meski hanya cinta monyet.

Walau berpuluh kumbang datang berusaha meluluhkan hati si kembang, namun selalu pergi tanpa bisa menyentuh kisi terdalam putri bungsu dari empat bersaudara itu.

Bibir seksi yang selalu menciut dan senyum manis yang tak pernah terkembang menjadikannya makhluk Tuhan paling pendiam dan pemalu di muka bumi ini. Otak yang selalu terisi dengan terjemahan kamus Inggris dan Perancis membuatnya cukup bahagia dengan dunianya sendiri.

Lihat selengkapnya