A STORY LOVE AND DUTY

Soelistiyani
Chapter #8

BABAK BARU KEHIDUPAN

Sudah selayaknya Cecile harus berpikir panjang dahulu sebelum menerima lamaran Roy atas semua yang pernah terjadi. Tapi Roy dengan gigih menyakinkan Cecile bahwa ia mampu membahagiakannya. Ia berjanji akan meninggalkan semua kebiasan buruknya demi memperistri Cecile dan akan menjadi suami yang baik.

Setelah mengalami perdebatan panjang pada diri sendiri, Cecile pun akhirnya melunak dan menerima lamaran Roy diatas keraguannya.

Cecile menyempatkan diri menemui Reyna disela-sela persiapan pernikahannya.

"Hai Cie ... apa khabarmu? Aku kangen Cie, lama nggak ketemu. Tiap aku kerumahmu, kamu selalu nggak pernah dirumah," tanya Reyna yang tampak senang bertemu sahabatnya karena sudah setahun lebih tak bertemu.

"Iya Reyn, semenjak aku naik jabatan menjadi Staff Marketing Hotel, aku sering kerja lembur sampe malem. Yaa ... buat tambah-tambah biaya pernikahan aku."

"Kamu mau nikah? Kamu becanda kan?"

"Aku nggak becanda Reyn, aku mau nikah 2 minggu lagi (sambil mengeluarkan sebuah undangan dari dalam tasnya). Kamu datang ya sama bang Surya, kamu masih sama dia kan?"

"Oke, aku pasti datang. Tapi kamu nikahnya sama siapa? Kok aku nggak pernah kamu kenalin?"

"Besok juga kamu tahu sendiri."

"Kamu mau nikah tapi kenapa wajahmu terlihat nggak bahagia? Kamu yakin dengan keputusanmu?"

Cecile hanya terdiam, ia tak bisa menyembunyikan seribu keraguan yang tengah menguasai pikirannya.

"Maaf Cie, bukannya aku mencampuri urusanmu, tapi kuharap kamu mendapatkan jodoh yang terbaik," ujar Reyna.

"Heem, makasih Reyn. Jangan khawatir, aku pasti bahagia. Dia sangat mencintai aku koq, begitu juga aku," jawab Cecile sambil memaksakan senyumannya.

Reyna terdiam, sesuatu mengganjal dihatinya. Ada yang ingin ia sampaikan pada Cecile, bahwasanya ...

#

{Beberapa waktu lalu, Hervino datang ke Semarang untuk pertama kalinya sejak kepindahannya 5 tahun lalu.

"Reyn, Cecile dimana? Aku kangen banget Reyn!"

"Aku tak tahu Vin, dimana Cecile. Tiap aku ke rumahnya, ia tak pernah ada, ia sibuk kerja."

"Jika cinta itu masih ada, ingin rasanya ku peluk dan ku bawa ia ke Lampung bersamaku dan jadi teman hidupku selamanya. Ataukah ... ia sudah punya kekasih baru?" tanya Vino memelas.

"Sungguh, aku tak tahu Vin. Semenjak ia bekerja, kami sudah benar-benar loose contact. Trus, kenapa selama ini kamu nggak pernah mengirim khabar padanya? Lima tahun itu bukan waktu yang singkat, man! Masak iya, Cecile harus menunggumu selama itu tanpa ada khabar darimu?"

"Ya, aku tahu aku salah. Tapi itu semua karena keadaan yang memang sulit."

Percakapan Reyna dan Vino sewaktu tiga hari berada di Semarang}

Reyna mengurungkan niatnya untuk menyampaikan pada Cecile, takut merusak suasana hati Cecile yang akan menikah.


***


Tepat di hari yang sudah direncanakan. Atas restu kedua orangtua kedua belah pihak, pernikahan pun terjadi secara sederhana. Yang penting SAH bagi Roy, bagi Cecile pernikahan tak harus mewah yang penting SAKRAL. Karena menurutnya pernikahan hanya akan terjadi satu kali seumur hidup.

Di depan penghulu dan para saksi, Roy pun dengan mantap mengucapkan sumpah dan janjinya meminang wanita pilihannya. Dan merekapun resmi menjadi suami istri.

Hanya Reyna, salah satu teman Cecile yang diundang ke pernikahannya. Reyna datang bersama Surya kala itu.

"Selamat ya sayang, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu. Jika kamu bahagia, akupun ikut bahagia," doa Reyna untuk Cecile yang sedang duduk di pelaminan seusai acara resepsi.

"Kapan kalian menyusul, nggak bosen pacaran terus?" canda Cecile kepada Reyna dan Surya.

"Maunya sih secepatnya, keburu tua!" jawab Surya sembari tertawa.

Dan mereka pun tertawa bersama mengiringi kebahagiaan Cecile di moment itu.


***

Lihat selengkapnya