A STORY LOVE AND DUTY

Soelistiyani
Chapter #10

TITIK TERBURUK

Selepas Cecile melahirkan, Roy membawa serta istri dan bayinya pulang ke rumah. Harapan Roy bahwa Cecile memaafkan dirinya terus didapatkannya dengan mudah. Dengan sedikit sentuhan cinta dapat mencairkan amarah Cecile.

"Untuk apa kau bawa kami kemari lagi? Jika kau tak pernah ada untuk kami?" tanya Cecile sambil meletakkan tasnya di kursi, lalu ke dapur mengambil segelas air minum untuk dirinya. Sedang Roy yang menggendong bayi mereka sejak pulang dari rumah bersalin, hendak menidurkan bayinya di kasur, kamar mereka.

"Sssstts ...." Roy berdesis pelan khawatir bayinya terbangun.

"Aku merasa, kau bukan lagi orang yang ku kenal dulu Roy. Kau berubah!. Lalu ... kemana saja kau, saat aku bertaruh nyawa demi melahirkan anakmu, anak kita. Aku berjuang sendirian. Sedangkan kau bersenang-senang, entah dengan siapa."

Roy mendekat, lalu memeluk pinggang istrinya dari belakang sambil berbisik, "Apa belum cukup aku meminta maaf? Apa perlu aku bawakan bunga satu troli buat istriku yang cantik ini?" Roy merayu lembut.

"Nggak usah merayuku, yang aku minta hanyalah waktu dan perhatianmu untuk kami," pinta Cecile.

"Okey, mulai sekarang aku janji akan memberikan kasih sayang serta perhatianku untuk keluarga kecil kita. Makasih ya sayang, sudah memberiku seorang putri yang cantik, secantik mamanya."

Cecile hanya tersenyum tipis.

Tawa serta tangisan seorang bayi itulah yang menghibur hati Cecile. SHYILLA, nama yang cantik untuk putri cantik nya, secantik ibunya.

Demi menebus kesalahannya waktu lalu, Roy pun berusaha keras mencari nafkah untuk mereka. Semangat bekerja kembali ia tunjukkan demi memenuhi kebutuhan hidup mereka bertiga.

Namun karena memang kebutuhan ekonomi yang makin bertambah, Roy pun sering mengeluh, membuat Cecile merasa bersalah telah meninggalkan pekerjaannya waktu itu di Grand Houver. Cecile pun tak tinggal diam. Merasa tubuhnya sudah kembali fit, ia pun kembali mencari pekerjaan baru. Demi kestabilitas ekonomi rumah tangganya.

Ia diterima bekerja di sebuah hotel baru lagi, KANAYA HOTEL sebagai front Office lagi untuk shift sore. Tentunya sudah seijin Roy. Roy bekerja pagi hingga sore, Cecile kerja sore hingga malam. Keduanya bergantian menjaga Shyilla yang kini berusia lima bulan.

Karena sedang beradaptasi dengan lingkungan kerja baru, Cecile jadi sering pulang telat, bahkan hampir setiap hari. Membuat Roy jadi geram karena merasa capek mengurus Shyilla.

Waktu menunjuk pukul 21.45 menit, artinya Cecile sudah terlambat 35 menitan. Roy sudah mondar-mandir di depan pagar menunggu istrinya pulang.

Setibanya Cecile....

"Dari mana saja, tiap hari pulang telat?!" tanya Roy dengan kasar karena marah.

"Maaf sayang, aku tadi memang lama ngeprint out laporan, karena banyak hal yang harus aku pelajari," jawab Cecile lembut dengan tujuan meredakan emosi Roy.

Roy mendekatkan hidungnya di blazer yang dikenakan Cecile.

"Wangi sekali istriku jam segini. Kamu habis ngapain?!, kamu pasti ada main sama Boss mu, kamu selingkuh kan?!! DASAR PELACUR!!"

Bagai tersambar petir. Cecile pun hanya bisa berdiri kaku memandang suaminya yang sudah berubah seperti layaknya monster yang jahat dan kejam. Tak terasa air matanya menetes deras merasakan sakit dihatinya bagai di hujam pisau tajam.

Roy menuduh dirinys tanpa bukti. Kecemburuannya yang tak beralasan telah membutakannya dan menyakiti hatinya. Tak pernah sedikitpun terbesit di kepalanya, apalagi melakukan hal sekotor itu.

Cecile berlari masuk kerumah, tak ada guna menjawab semua pertanyaan Roy yang tak masuk akal karena memang ia tak seperti yang dituduhkan Roy.

"Sungguh keterlaluan kamu, Roy!" batin Cecile sambil menangis sembari memandang putrinya yang sudah tertidur lelap.

Bulan berganti bulan, Roy bagai orang yang berkepribadian ganda. Terkadang baik, sayang, dan tiba-tiba kasar, marah-marah tak jelas. Cecile yang selalu jadi subyek pelampiasan.


***


Rumah tangga mereka memang tengah mengalami ujian. Riak-riak kecil mulai muncul membuat mereka kehilangan keharmonisan berdua.

Hingga suatu hari, Roy memutuskan berhenti bekerja karena gajinya yang dirasa terlalu kecil. Salah satu temannya memberi ide membuka usaha bengkel karena memang dia hobbi utak-atik mesin motor dan mobil. Bahkan dari segi pendanaan, sewa ruko pun, dibantu oleh Achmad, temannya itu.

Terwujudlah idenya itu. BENGKEL "RC", ia namakan. Sementara Cecile masih terus bekerja. Dengan gaji tetapnya, ia yang sementara menanggung semua biaya hidup bersama, karena Roy masih merintis usaha. Sedangkan hasilnya pun belum seberapa dan harus diputar lagi membeli peralatan bengkel.

Tak mengapa bagi Cecile, asal di tekuni pasti akan berhasil, kuncinya harus sabar.

Singkatnya, selama tujuh bulan menekuni bisnis ini, Roy berada di puncak kesuksesan. Sudah jadi Boss, dengan lima orang asisten, sedangkan ia cuma memanage saja. Cecile pun ikut senang dan bangga dengan keberhasilan suaminya.

Lihat selengkapnya