A Straight Rain: A Story about Their Gathering in Tokyo

Anis Maryani
Chapter #24

23 || Pelampiasan

Izar menatap bangunan di hadapannya dengan bimbang. Ditolehnya wajah ke sisi kanan, mendapati papan bertuliskan nama tempat ini dalam huruf katakana, serta tanda panah menuju arah bawah yang menandakan tempat itu berada di basement. Pada papan itu juga terlihat ilustrasi seorang kakek yang mengacungkan cangkir berisi air.

Dahinya mengerut. Perasaannya jadi tidak enak. Jika hanya melihat dari bagian luar dan ruko di sekeliling, memang tidak ada yang ganjil. Tetapi Izar merasa tempat ini bukanlah tempat yang seharusnya ia kunjungi. Yah, mau bagaimana lagi. Ia juga tidak punya pilihan. Ia sudah terlanjur mengiyakan ajakan Takeda-san, dosen sekaligus orang nomor satu yang mendukung naskah novelnya untuk diterbitkan di Jepang. Tadi saat merenung di kafe kampus, tiba-tiba Takeda-san menghubunginya, mengajaknya bertemu dengan seseorang. Orang yang ingin Takeda-san kenalkan sangat sibuk, jadi ia harus cepat-cepat sampai di tempat ini.

Izar menghela napas dan membuangnya perlahan. Lalu menggerakkan kaki memasuki bangunan itu. Semoga saja bagian dalamnya tidak seperti yang ia duga. Tidak mungkin juga, 'kan, pria terhormat seperti Takeda-san menjerumuskannnya ke tempat yang tidak baik?

***

Oi Ikkun, koko ni!" [Hei, Ikkun, sebelah sini!]

Seorang lelaki paruh baya melambai-lambaikan tangan. Di sampingnya tengah terduduk seorang pria yang terlihat sebaya dengannya, meneguk secangkir cairan bening tanpa warna. Laki-laki bernama Takeda itu sudah biasa memanggil Izar dengan panggilan Ikkun, singkatan dari Izar-kun[14]. Alasannya agar penyebutannya lebih gampang. Meski tak begitu menyukai sebutan itu, tapi Izar sendiri tak berniat untuk protes.

Omataseshite moushiwakearimasen." [Maaf sudah membuat Anda menunggu.] Izar sadar ia baru datang lewat sepuluh menit dari waktu yang ditentukan. Jadi ia meminta maaf sambil membungkukkan tubuh begitu sampai pada meja di mana Takeda dan temannya berada.

“Oh, nggak apa-apa, nggak apa-apa. Saya yang seharusnya minta maaf karena tiba-tiba memintamu datang ke tempat ini,” sahut Takeda dengan Bahasa Indonesia yang fasih. Ia memang pernah belajar Bahasa Indonesia dan tinggal di Indonesia selama kurang-lebih empat tahun. “Hai, douzo suwatte kudasai." [Silakan duduk.] Dengan cekatan ia menarik kursi di sampingnya, bermaksud mempersilakan Izar untuk duduk.

Doumo arigatou.

“Inoue-san, kochira wa watashi ga hanashita gakusei, Gyabin Ezaaru to iu namaedesu." [Inoue-san, ini dia mahasiswa yang saya bicarakan. Namanya Gavin Eezar.] Takeda memperkenalkan Izar pada temannya.

Laki-laki bernama Inoue itu mengangguk-angguk. Terkesan dengan penampilan Izar yang sangat rapi dan berkharisma. “Uwaa, kakkoii wakamono desune." [Wah, pemuda yang keren.]

“Nah, Ikkun, ini adalah Inoue-san, orang yang mau saya kenalin ke kamu. Dia ini CEO penerbit buku-buku ternama di Jepang.”

Izar terkesiap. Dengan sigap ia berdiri dan membungkuk lagi, kali ini dengan maksud memperkenalkan diri. “Izar to moushimasu. Douzo yoroshiku onegaishimasu." [Nama saya Izar. Senang berkenalan dengan Anda.]

Kochira koso yoroshiku ne." [Senang juga berkenalan dengan Anda.] Senyum merekah di wajah Inoue. “Takeda-san banyak bercerita tentangmu. Ternyata kau memang pemuda yang mengesankan, ya,” lanjutnya dalam Bahasa Jepang. Ia ingat ketika Takeda bercerita bahwa mahasiswa bernama Izar adalah mahasiswa asing yang sangat teladan, pribadinya baik, dan berpenampilan sangat menarik. Takeda juga menceritakan dengan menggebu-gebu tentang betapa pandainya Izar merangkai kata-kata ke dalam sebuah cerita. Seringkali laki-laki itu bergurau akan menjodohkan putrinya dengan Izar. “Dengan melihatmu saja aku sudah yakin bahwa kau ini adalah menantu idaman.”

“Hei, kau lupa, ya? Aku yang menjodohkannya lebih dulu dengan putriku,” sahut Takeda dengan maksud bergurau.

Diperebutkan seperti itu membuat Izar tersenyum-senyum malu. Ia jadi kikuk.

Takeda dan Inoue masih melanjutkan gurauan mereka untuk beberapa saat. Terkadang mereka tertawa, terkadang mereka menenggak bir botol yang dituangkan terlebih dulu ke dalam cangkir.

Lihat selengkapnya