A Thousand Lights

Desi Ra
Chapter #17

#Siapa Dia?

Dering menyembul terdengar dari sebuah ponsel. Suara yang menandakan adanya panggilan masuk. Bunyi itu berasal dari ponsel milik Maya. Sebuah nama terpampang jelas di layar datar tersebut— Riri. Namun, sepertinya si pemilik tidak memerdulikan apa yang telinganya dengar, ia tampak masih terlelap dalam tidurnya.

Untuk kesekian kalinya bunyi itu terus terdengar hingga memaksa Maya untuk segera membuka kedua mata. Lengannya meraba sekitar kasur untuk mencari benda pipih tersebut, namun tampaknya benda yang tengah ia cari hilang dengan hanya menyisakan suara ringing yang memekakan telinga. Dengan sangat terpakasa, Maya bangun dan mengumpulkan segenap kekuatan untuk mencari keberadaan ponselnya yang terus saja bernyanyi tanpa henti. Ia terus mencari di sekitar, namun tak jua melihat keberadaan benda itu, yang terdengar jelas hanya suaranya saja.

Maya mulai merasa jengkel karena tak kunjung menemukan ponselnya, ingin rasanya ia berteriak memanggil benda itu saja tanpa repot mencari-cari ke sana ke mari. Menarik nafas, Maya terdiam sesaat dan mencoba mencari lagi di mana suara ponsel itu berasal. Kedua telingannya mendengar lebih jelas ketika berbaring.

Mungkin saja di bawah kasur, pikirnya setelah benar-benar tersadar.

Maya memutuskan untuk menatap ke bawah ranjang dan benar saja benda itu berada di sana.

Kenapa kamu di situ, gumamnya seraya menengok ke dalam ranjang. Namun, ada benda lain yang terlihat di sana. Jika di lihat bentuk dan warnanya mirip dengan ponsel yang ia miliki. Melihat hal tersebut, Maya buru-buru turun dari ranjang dan berusaha menarik keluar benda tersebut dengan susah payah karena jangkuan lengannya yang tidak sampai.

Akhirnya Maya memaksakan diri untuk merangkak ke dalam ranjang dan meraih benda tersebut. Setelahnya dengan hati-hati ia keluar dari sana, lalu bangkit berdiri dengan perasaan bangga. Ternyata benda tersebut memanglah sebuah ponsel.

“Mari kita lihat!” ucapnya seraya menekan tombol power yang berada di samping kiri ponsel.

Beberapa detik setelah Maya menekan tombol power, seketika layar ponsel tersebut menyala, menampakan sebuah merek yang cukup terkenal. Lalu tak berangsur lama tiba-tiba ponsel tersebut kembali mati karena kondisi baterai yang habis. Melihat hal tersebut ia buru-buru berlari menuju ruang tengah untuk mengambil charger tanpa memerdulikan sekitar lantai yang berantakan, alhasil tubuhnya menginjak salah satu benda licin hingga membuat tubuhnya bergoyang tak seimbang. Maya hampir saja terjatuh, namun sepertinya Dewi Fortuna masih berpihak padanya. Ia masih mampu menahan tubuhnya hingga kejadian yang akan digunya tidak terjadi.

Kali ini ia melangkah dengan hati-hati, memerhatikan setiap jengkal langkahnya agar segera sampai di ruang tengah. Maya menatap ke arah pintu yang terbuka, satu langkah lagi dia akan segera keluar dari kamar. Namun tiba-tiba terdengar bunyi dentuman keras diiringi suara pecahan yang terdengar nyaring.

Wanita itu membuka kedua matanya, semua yang terjadi terasa begitu cepat dan tidak terguda. Ia mendesah pelan seraya bangkit dengan memeganggi kedua pinggangnya. Matanya menatap sebuah kertas yang menjadi penyebab terjatuhnya ia. Kertas tersebut lagi-lagi sebuah kertas ancaman kematian, namun kali ini Maya mengabaikan kertas tersebut dan mencari ponsel yang sempat dingenggamnya.

Menatap sekitar, betapa terkejutnya ia ketika melihat ponsel tersebut hancur berantakan. Baterai dan cover-nya terpisah dari tubuh ponsel. Dengan segera Maya meraih ponsel itu dan kembali menyatukan baterai dan cover-nya, lalu berlari menuju ruang tengah untuk segera menyatukan kabel charger dengan ponsel.

Lihat selengkapnya