A Thousand Lights

Desi Ra
Chapter #19

#Maaf

Maya berpikir sepanjang malam dan berusaha membulatkan tekadnya untuk menemui Harij. Tadinya ia berencana untuk mengajak pria itu bertemu sekadar makan bersama untuk membicarakan kesalah pahaman yang terjadi diantara keduanya karena kematian Silia. Terlebih meminta maaf karena melukai perasaannya. Namun, ajakan itu urung ia lakukan, mungkin saja Harij akan menghindar darinya dan menolak mentah-mentah ajakan tersebut. Jadi Maya memutuskan untuk datang ke tempatnya bekerja, dengan begitu ia tidak bisa menghindari Maya.

“Mbak, yakin mau datang ke sana? Aku temenin aja, gimana?” tanya Riri dengan wajah panik saat Maya memberitahunya akan pergi menemui Harij. Bahkan ia sedang menyiapkan sebuah kue tart coklat dengan hiasan kata permintaan maaf.

“Aku, sih, nggak yakin, tapi kalau belum di coba mana aku tahu hasilnya. Lagian kan ini salahku,” sahut Maya begitu selesai memasukan kue dus kue dan menghiasinya dengan pita merah muda.

“Aku ikut aja, deh!”

“Nggak perlu, Ri. Mana alamatnya? Tadi aku minta kamu cariin,' kan?” Riri memberikan secarik kertas berisi alamat perusahaan tempat Harij bekerja yang ia dapatkan dari laman google.

“Terima kasih, ya. Aku pergi dulu!” seru Maya segera pergi.

Riri yang merasa sangat khawatir, meminta temannya untuk meng-handle pelanggan yang datang sementara ia pergi diam-diam membuntuti Maya.

Hampir satu jam berlalu, setelah melewati kemacetan dan kebisingan di jalan raya. Akhirnya Maya sampai di halaman depan sebuah gedung bertingkat dengan cat putih yang mendasari gedung tersebut. Ia melirik pada sebuah papa besar yang tertancap di belakang pagar untuk memastikan tujuannya benar.

Maya menarik napasnya dalam dan menghembuskannya lewat mulut, lalu menghampiri seorang satpam yang berdiri di samping pintu masuk.

“Halo, Pak, maaf menganggu. Saya ingin bertemu dengan Pak Harij yang bekerja dibagian administrasi dan gudang,” sapa Maya pada satpam tersebut.

“Mbak ini, siapanya Beliau, ya?”

“Saya temannya, Pak.”

“Kalau begitu coba ke resepsionis dulu, Mbak.”

“Baik, Pak, terima kasih.”

Satpam tersebut mengangguk dan menyahut dengan ramah, “Sama-sama, Mbak.”

Maya melangkah masuk dan menghampiri seorang wanita yang berada di balik meja tinggi.

“Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?” Resepsionis tersebut langsung menyapa saat Maya menghampirinya.

“Saya mau ketemu dengan Pak Harij dari bagian adminitrasi dan gudang. Apa Beliau ada di tempat?”

“Apa sudah buat janji sebelumnya?”

Maya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum lebar.

Lihat selengkapnya