'Hidup ibarat sebuah puzzle yang belum di rangkai. Potongannya berserakan tidak menentu. Kau harus menyusunnya satu persatu dengan sabar.'
Bola mata Sun yang bulat terus bergerak menatap ke arah jam dinding berwarna putih berbentuk bulat yang tergantung di dekat meja kasir. Ia tampak gelisah. Kakinya terus bergerak ke sana kemari tidak sabaran. Persiapan tutup toko sudah selesai. Semua pot-pot bunga yang ada di display depan tokonya sudah dimasukkan ke dalam. Tanda close juga sudah dipasang di pintu toko. Ia hanya tinggal menunggu satu pelanggan yang masih melakukan transaksi pembayaran di meja kasir.
"Datang lagi ya!
Pelanggan itu akhirnya meninggalkan meja kasir. Begitu pelanggan itu keluar dari pintu tokonya, Sun langsung melesat ke sudut toko dan menyambar mantel coklat berbulu miliknya dan milik ibunya yang tergantung di gantungan kayu. Senyum cerah mengembang di kedua sudut bibirnya.
"Eomma, ayo kita berangkat sekarang!" ucap pemilik nama Jang Hye Sun kepada wanita yang duduk di dekat meja kasir. Wanita yang sudah tua itu hanya bisa mengangguk dan tersenyum melihat tingkah anaknya. Kerutan-kerutan kehidupan terlihat jelas di wajah wanita tua itu menandakan usianya yang sudah lebih dari setengah abad. Wajahnya tampak putih pucat. Rambutnya sebagian sudah memutih. Wanita itu terlihat sudah lelah menghadapi hidup ini, tetapi ia selalu mencoba untuk selalu tersenyum kepada anaknya.