“Ya Abi! Paling lama Arfa cuma tiga hari,” jawab Arfa via telepon, memberi kabar pada ayahnya.
“Yaudah, hati-hati ya nak! Kalau urusannya udah selesai langsung pulang ya. Hari H udah deket soalnya!” himbau ayahnya.
“Iya Abi. Assalamualaikum,” tutup Arfa
“Walaikum Salam.” jawab ayahnya. Arfa lalu menutup telpon.
Arfa baru saja mengabarkan keadaannya pada keluarga. Takutnya mereka akan khawatir kalau ia tak memberi kabar soal tak sampainya dirinya di kampung, padahal sanak keluarga telah menunggu. Soal alasan, Arfa terpaksa berbohong, ayah mana yang mengizinkan putrinya pergi liburan dengan lelaki asing yang bukan mahramnya. Jadi, Arfa sudah kepalang tanggung, ia telan bulat-bulat semua, siap dengan segala konsekuensinya. Ia sudah terlalu lelah hidup dengan keteraturan. Kali ini, ia ingin biar hidup yang memberinya kejutan.
Selesai menelepon, Arfa kembali masuk ke dalam rumah makan padang. Di sebuah meja, dilihatnya Zumi sedang mengecek isi tasnya. Arfa lalu duduk di kursi di dekat Zumi sambil menyerahkan ponsel yang dipinjamnya.
“Nih hp lo Mik! Makasih ya.” ucap Arfa sambil menyerahkan ponsel itu pada Zumi.
“Taroh aja di atas meja.” ucap Zumi singkat. Arfa lalu meletakkan handphone Zumidi atas meja.
“Cari apaan lo?” tanya Arfa. tanpa menjawab pertanyaan perempuan itu, Zumi lantas mengeluarkan sebuah karton yang tergulung yang terikat dengan karet, ia membuka ikatan itu lalu menggelar karton itu di atas meja makan. Arfa melihat gelaran karton itu adalah sebuah peta. Langsung ia paham dengan apa yang akan dilakukan Zumi.
“Pake maps dong pak! Jaman udah canggih gini,” celetuk Arfa pada koleganya.
Zumi tersenyum, sebuah senyum khasnya, yang bagi Arfa sok cool.
“Kalau ini, persoalan estetik, Fa!” kata Zumi sambil membenarkan rambutnya.
“Jiah! Sok keren lu!” Benci sekali dia melihat Zumi yang selalu over kepedean.
“Iya dong Fa! Bukan Zumi kalo gak keren,” jawab Zumi dengan gampangnya
“Serah lo dah!” tanggap Arfa enteng.
Zumi kembali meronggoh isi tasnya untuk mengambil sebuah spidol. Mereka berdua lalu fokus menatap peta itu di atas meja.
“Jadi gini, Tujuan akhir kita ke Banda Aceh kan, rumah lo?" Tanya Zumi padanya.