Hari ini Prajna punya agenda baru, berkumpul bersama teman-teman satu angkatannya untuk mengerjakan penugasan yang diberikan saat first gathering malam itu. Katanya berkumpul di taman gedung sipil, tetapi sejujurnya sejak awal ia memilih kuliah di sini, ia sama sekali tidak tahu letak gedungnya berada di mana. Saat verifikasi berkas waktu itu, Prajna sebenarnya sudah berkeliling, tetapi ia tetap tidak menemukan landmark gedungnya sama sekali.
TEKNIK SIPIL 2018
Prajna Padmaharani
Gedungnya di mana ya guis
Tara Saraswati
Prajna ke kostku aja sini,
Bantu motong kertas buat bikin co card
Prajna Padmaharani
Aku udah di kampus Tar
Berlinda Helena Jasmine
Kan dari gerbang masuk itu masuk aja,
Terus habis itu ada belokan ke arah utara, itu ke situ.
Farrel Arya Pamungkas
Kalau lihat gedung yang ada beringin besar, itu gedungnya.
Masuk aja.
Adhisty Ayu Andini
Jangan lupa bersikap sopan sama kating.
Setelah membaca instruksi dari teman-temannya, Prajna melanjutkan jalannya. Ia berbelok ke utara pada belokan pertama, lantas tak lama kemudian melihat sebuah gedung yang dikelilingi banyak pohon. Di gedung itu ada pintu gerbang di mana ada beberapa orang menggunakan sejenis jaket himpunan yang tulisannya menandakan bahwa orang itu mahasiswa teknik sipil. Tanpa mencari pohon beringin besar, Prajna sudah tahu sepertinya itu memang gedungnya, seperti yang ditunjukkan di google maps.
“Permisi, Kak.” Prajna memasang senyum manis kepada beberapa orang yang duduk-duduk di depan pintu gerbang itu, sekadar menghormati. Lantas ia masuk ke sana, mencari taman yang dimaksud teman-teman barunya.
Ada rasa asing yang menyelimuti Prajna. Aneh, tetapi ia punya keyakinan besar kalau ia tidak salah tempat. Gedung itu terlihat kuat dan kokoh, dengan cat dindingnya berwarna kuning yang hampir lusuh. Di sebuah lorong, ia melihat kotak aspirasi using dan sebuah mading yang tertempel di sana. Sembari berjalan, Prajna memperhatikan majalah dinding milik himpunan mahasiswa teknik sipil itu. Ia berada di tempat yang tepat.
Prajna lantas melihat kumpulan anak yang membentuk sebuah forum diskusi di tengah-tengah gedung yang saling berseberangan. Di tempat itu, ada logo himpunan yang menjadi identitas kalau itu adalah taman sipil. Prajna menghampiri mereka dan duduk di ujung, bersama salah satu teman yang belum sempat ia kenal saat first gathering.
“Halo, udah lama?” tanya Prajna kepada salah seorang perempuan dengan totebag berwarna dusty pink di sana.
“Belum kok. Dari tadi masih bingung juga,” jawab anak itu.
“Eh eh ini siapa? Ayok kenalan. Aku Alifah,” seorang perempuan dengan wajah manis itu menginterupsi mereka. Membuat mereka saling memperkenalkan diri, lantas bertukar follow di Instagram. Prajna tersenyum menanggapi dan sesekali memperhatikan siapa yang sedang berbicara di depan sana.
“Temen-temen, ini aku dapet satu buat lagu angkatan. Kita pakai lagu Di Sayidan, liriknya udah dikirim Bram di grup ya, bisa dilihat di hape masing-masing. Kalau dinyanyiin kurang lebih kayak gini.” Laki-laki berpostur tinggi dan berkaca mata mirip Harry Potter itu mulai menyanyikan lagu buatannya sambil membaca lirik di ponsel. Anak-anak lainnya memperhatikan dan mencoba menyanyikannya diam-diam. Setelah selesai menyanyikan, laki-laki itu mengeluarkan suaranya lagi. “Ada saran atau tambahan lain, nggak? Lagu yang ini gimana?”
“Cocok Fiz! Mantap!” seru Bram dengan antusias.
“Ada yang mau usul buat lagu angkatan lagi nggak?”
“Ini Tania habis ngirim voice note, mana Tania? Coba nyayiin langsung aja di sini.”