A Witch's Life

Cinnamonoob
Chapter #1

Prolog

“Maafkan kami, Mikha, kami tidak punya pilihan lain.”

Kepala desa dan beberapa warga mulai melangkahkan kakinya keluar. Mereka sebenarnya enggan meninggalkan anak kecil itu sendirian, apalagi di altar persembahan Sang Penyihir. Tapi itu satu-satunya cara untuk mencegah wabah di desa. Ya, dengan memberi makan Sang Penyihir.

Konon Sang Penyihir sangat menyukai anak-anak. Daging muda dan darah segar anak-anak adalah makanan terlezat untuk mereka. Di zaman yang sudah maju seperti sekarang, tidak semua tempat mempercayai takhayul tersebut. Tapi bagi penduduk Desa Edenspring, tempat Mikha tinggal, cerita tersebut masih sangat kental dalam benak mereka.

“Sudah hampir setahun desa kita terkena wabah penyakit dan tak ada satu pun tabib yang bisa menyembuhkannya. Sudah terlalu banyak warga kita yang mati, bahkan kedua orangtuamu juga menjadi korban. Maafkan kami, tapi hanya kau yang bisa menghentikan semua ini. Kaulah penyelamat kami, Mikha.”

Dengan tubuh kecil yang menggigil, pergelangan tangan dan kaki yang tak bisa digerakkan, suara yang tidak bisa keluar karena tertahan selembar kain putih bersih, dan mata yang basah seraya memohon ampun, kini hanya Mikha seorang yang tinggal di altar persembahan. Sendirian, menanti Sang Penyihir datang.

Lihat selengkapnya