Gadis berambut bob straight dengan belahan tengah terduduk di pinggir lapangan basket. Baru saja dia selesai bermain basket sendirian. Terik mentari terus menambah peluh gadis itu, dia sibuk menyusut keringat dengan handuknya.
"Aalok, sini ih neduh. Jangan panasan mulu."
Aalok celingukan, mencari sumber suara. Aalok melambai ketika menemukan orang yang memanggilnya. Eila, sahabatnya terlihat di tribun sambil mengayun-ayunkan botol minuman. Aalok segera beranjak, tubuh semampainya diayunkan dengan cepat menghampiri sahabatnya itu.
Eila mengangsurkan minuman isotonik setibanya Aalok. Gadis yang memiliki rambut warna coklat itu tak tahan untuk tidak memutarkan bola matanya melihat sosok gadis berwajah persegi dengan rahang dan dagu yang menonjol, mata sipit, hidung seperti perosotan serta bibir tipis yang terlihat ranum itu bercucuran keringat, dan lihat, ditambah rambutnya yang acak-acakan.
"Aalok... ewh kamu tuh, hih! Bau matahari banget sih!"
Aalok terkekeh. "Kamala di mana, Ei?" Tanyanya sembari duduk lalu dia meneguk tandas minumannya. "Makasi atas minumannya."
Aalok tersenyum menampakkan gigi gingsulnya membuat Eila terbengong sejenak, tampang kumalnya tadi seketika sirna dan tergantikan pancaran ayu wajah perseginya. Mungkin ini salah satu alasan Aalok tidak terlalu memusingkan penampilannya, dia punya senjata ampuh. Senyum manis dan gigi gingsulnya.
Eila turut tersenyum, "Sama-sama. Ohya, Kamala lagi ketemu Pak Ban."
Aalok mengangguk, pandangannya menyapu lapangan basket. Segala kerinduan dan kesedihan akan sirna ketika dia bermain basket, luapannya mampu memuaskan emosinya juga. Iya, basket adalah hidupnya.
"Aalok." Panggil Eila yang sedari tadi menatapnya, "kamu gak capek?" lanjutnya.
"Emm, gak sih. Kan udah biasa main juga." Jawab Aalok
"Bukan itu."
Aalok mengernyit. "Terus?"
"Kamu selalu perfect."
Aalok terdiam. Dia tidak menduga pertanyaan itu terlontar dari sahabatnya. Aalok belum memahami makna pertanyaan yang sedang disampaikan Eila. Menurut Aalok semua orang selalu berusaha melakukan sesuatu dengan sempurna, memaksimalkan apa yang bisa dilakukan.