"Pel, mood kamu ancur banget tiap masa orientasi siswa. Profesional dong!" Nirina, Ketua OSIS SMA Sagita, menaikkan suaranya.
Tapi yang diajak bicara Nirina malah melengos. "Jangan panggil-panggil Pal, Pel, emangnya aku kain Pel."
"Dipanggil Apel kesel, Dipanggil Ape, katanya kaya kera, dipanggil Pel, protes."
Apel mendengus. Membiarkan Nirina marah-marah sendiri. Iya benar, setiap masa orientasi siswa baru di SMA Sagita, mood Apel memburuk.
Soalnya di masa itulah nama lengkap dan fotonya dipajang di lorong bersama pengurus OSIS lainnya. Seisi sekolah pun diingatkan bahwa mereka punya Wakil Ketua OSIS bernama Apel Merah. Ya, Apel Merah namanya.
Buah apel merah sering diidentikan dengan sesuatu yang cantik, menarik, dengan ikon Putri Salju yang putih, polos, bibir dan pipi merah merona. Apel sadar semua itu tidak mirip dengannya. Kulit Apel sawo matang, kusam, dengan alis menukik, mata tajam dan bibir yang melengkung turun. Ia juga terkenal jutek dan galak.
Tiba-tiba pintu ruang OSIS membuka. Dua pengurus OSIS Divisi Seni melongok. "Kak Apel, kita bisa mulai apelnya?" tanya mereka.
Apel langsung emosi.