Ada waktu sekitar satu jam setelah mengerjakan test tadi. Jika para orang tua sudah pulang lebih awal, maka para anak-anak masih harus menunggu pengumuman dan jika masuk ke tahap selanjutnya, maka mereka akan mengerjakan test untuk yang terakhir kalinya. Ganesha, Kiara, Pram, Zico serta Cala menikmati segelas jus di sebuah meja yang sama. Kelimanya memang sudah berteman baik sejak masuk SMP Patriot Muda.
"Gue gak yakin masuk," ucap Cala sembari menghembuskan nafasnya.
"Lo mah gak yakin gak yakin, tau-tau masuk aja," sahut Zico.
"Gue pengen ke Patriot Muda enggak mau masuk Abhipraya. Gue pengen satu sekolah sama Calista Lunathea. Gue ngefans banget sama dia dari kecil, dia tuh multitalent dan gue pengen kaya dia," racau Cala.
"Bukan karena Kenta Prayoga?" tanya Pram, ia sengaja menggoda Cala. Karena Pram tahu sejak berada di Sekolah Menengah Pertama, Cala memang begitu menyukai Kenta si pembalap mobil sekaligus rival dari Giandra Pratama, si nomor satu di Patriot Muda.
"Enggak!" sanggahnya sembari mendelikan mata kepada Pram.
Pram selalu senang menggoda Cala. Karena menurutnya, Cala selalu memiliki banyak ekspresi yang kadang terlihat menggemaskan di matanya. Tawa Pram berhenti saat ia melihat seorang gadis berponi yang duduk sendirian. Mata mereka bertemu dalam beberapa detik hingga gadis itu memutuskan pandangan mata mereka.
"Ade lo, tuh," tunjuk Zico dengan dagunya pada Pram.
"Biarin aja," sahut Pram dengan acuh.
Meskipun terbilang acuh, Pram tetap memperhatikan adiknya dari jauh. Ia enggan semakin merusak perasaan gadis itu karena ia tahu jika ada jarak antara peringkat mereka, hal itu akan menjadi sesuatu yang begitu di benci oleh gadis berponi itu. Pram hanya menghembuskan nafasnya dengan mata tajam yang masih menatap adik tirinya yang duduk sendirian.
"Kalian kenapa enggak kaya adik kakak pada umumnya aja sih?" tanya Kiara.
"Gue mau, tapi dia enggak mau, Ki. Mugkin terlalu banyak hal yang gue ambil, sampe akhirnya dia milih buat benci sama gue," sahut Pram. "Tapi, gue berharap banyak sama Abhipraya. Gue, berharap dengan masuknya kita kesana bisa bikin kita makin deket. Seperti arti dari namanya Abhipraya adalah harapan. Dan, gue menaruh harapan disana," sambung laki-laki itu dengan mata yang masih menatap adik tirinya dengan begitu lekat.
Pram, jarang bicara namun selalu filosifis. Ia berbeda dengan laki-laki lainnya yang terkadang asal bicara. Pram, memiliki magis pemikat yang berbeda dari remaja laki-laki lainnya. Ia tidak tampan, namun ia memiliki kharisma.
"Masuk lagi, yuk!" ajak Ganesha.
Keempat temannya menyetujui ajakan Ganesha. Mereka berjalan beriringan dengan kepercayaan diri yang penuh. Hampir semua teman mereka yang juga ikut dalam test ini tahu siapa mereka berlima. Kelimanya memang terlihat kompak sekali. Melihat dari mana mereka berasal, membuat banyak murid menebak-nebak berapa besar uang yang orang tua mereka keluarkan untuk anaknya bersekolah di Patriot Muda dan kini hendak masuk Abhipraya.
Pram, sengaja menyimpan tas di atas kursi sampingnya dan mengatakan jika kursi itu sudah ada yang menempati. Saat gadis berponi hendak melewatinya, Pram lantas mengambil tasnya dan memberi kode untuk dia menduduki kursi sampingnya. Tanpa mendebat ataupun membantah, ia mendudukan dirinya di samping Pram. Setelah seluruh murid sudah kembali masuk, tiba-tiba saja layar yang semula menampilkan logo Abhipraya berubah.
Selamat kepada 30 orang terpilih yang akan melaju ke tahap seleksi terakhir.
1. Altezza Danuarta peringkat 16
2. Aneisya Janettra peringkat 19
3. Angga Hilman Samiha peringkat 8
4. Baila Fulmana Syarkara peringkat 30
5. Banu Jakiel peringkat 100
6. Bindara Nalendra Permadi peringkat 207