24
Ambar
Setiap anak tidak ada yang tidak suka bermain petak umpet. Mereka akan senang sekali jika bisa menghilang dan membuat teman mereka tidak bisa mencari mereka ke manapun. Dulu, tempat favoritku dalam bersembunyi adalah lemari. Saat bersembunyi di dalamnya, aku seolah ditelan oleh kegelapan yang pekat. Sebagian besar anak kecil pasti ketakutan dibuatnya. Tapi aku tidak.
Aku menyukai kegelapan karena di dalamnya aku bisa merasa tenang dan damai. Jangan heran jika teman-temanku sering mendapati aku ketiduran dalam lemari karena tidak kunjung mereka temukan di hari sebelumnya. Aku akan jadi orang yang paling berbahagia sekaligus bangga karena aku bisa mengecoh teman-temanku saat itu. Namun entah mengapa segala sesuatunya berubah sejak aku menyaksikan kejadian itu.
Kala itu, aku sedang tertidur di dalam lemari kamar orang tuaku karena ketidakmampuan temanku dalam menemukannku. Kegelapan saat itu bertambah pekat ketika samar-samar aku mendengar percakapan yang terjadi di luar antara ibu dan ayahku. Lambat laun, nada percakapan di antara mereka semakin meninggi. Kata-kata kasar mulai berhamburan keluar dari mulut ayah. Hal itulah yang membangunkanku sepenuhnya dari tidur lelapku.