Hana
Manusia hidup bergaul dengan luka, entah itu mereka dapatkan sejak lahir ke dunia, atau ketika masih kecil, atau ketika mereka beranjak dewasa. Ada yang bilang, semakin lama luka itu berdiang di tubuh, maka semakin lama dia juga akan hilang. Bahkan dalam banyak kasus, luka itu tidak pernah bisa hilang selamanya.
Dari semua luka itu, ada yang nampak, biasanya bercokol di permukaan tubuh bagian luar dan paling cepat mendapatkan penanganan. Namun juga ada luka yang tidak nampak, yang terkadang bersembunyi di bagian yang paling dalam. Luka seperti ini jarang sekali mendapatkan atensi atau sekedar diakui keberadaannya. Seringnya, orang yang mempunyai luka semacam ini bahkan tidak menyadari luka itu masih ada. Padahal, dampak yang ditimbulkan dari luka ini begitu nyata dalam kehidupannya sehari-hari.
Dampak dari luka pun biasanya beragam. Untuk luka yang nampak, terkadang itu membuat diri manusia yang menderita, menjadi semakin kuat dan tangguh. Namun tidak jarang luka tersebut meninggalkan kerapuhan. Apalagi, jika luka itu terlalu dalam. Jangankan sembuh, karena kesadaran manusia yang kurang, kita malah lebih sering berusaha menutupinya.
Saya lahir dengan tanda lahir. Ya, ini bukan luka, ini tanda lahir. Tapi karena hal ini, saya mendapatkan pengucilan dari orang-orang yang seharusnya menyayangi saya. Saya mendapatkan makian dan cemoohan dari orang-orang yang seharusnya menjadi teman. Saya mendapatkan luka dari orang-orang di sekeliling saya yang tidak biasa menerima perbedaan atau lebih tepatnya menerima kesempurnaan. Dan luka ini tidak nampak namun terakumulasi dalam tindakan dan cara pandang saya terhadap diri saya sendiri. Saya berusaha menutup diri saya, dan malu terhadap keadaan diri saya sehingga akhirnya saya lebih memilih memakan topeng daripada harus menunjukkan wajah asli saya.
Iklan-iklan produk kecantikan yang mengetengahkan perempuan dengan kecantikan sempurna, turut memberi pupuk bagi tumbuh suburnya pemahaman yang salah kaprah mengenai citra diri saya yang sejati.
Pertemuan saya dengan Pak Abimayu hari ini seperti membuka mata saya kalau saya tidak sendiri. Segala perasaan tidak enakan yang selalu saya tunjukkan rupanya juga dia tunjukkan kepada semua orang. Ini berarti ada orang-orang lain di luar sana, yang mungkin jumlahnya tidak sedikit, yang mengalami hal yang serupa. Trauma karena tidak diinginkan.