Abi di Dalam Botol

Yoseph Setiawan Cahyadi
Chapter #33

Pertemuan Kembali

33

           ”Ketika kita mengikuti Tuhan, jalan kita tak lantas menjadi mudah.” Kata-kata seorang pastur ketika aku masih remaja entah kenapa menggema di dalam kepalaku. Dua jalan yang bercabang yang ada di depanku sekarang menjadi pemicunya.

           Tadi pemuda penjaga itu tidak bilang kalau ada pertigaan kan? Aku kembali mengingat perkataannya. Setelah belok kanan tadi aku seharusnya bisa mendapati rumah bercat hijau ketupat, namun kini aku harus bertemu dengan persimpangan seperti ini.

           Aku perhatikan kembali rumah-rumah sebelum persimpangan ini. Tidak ada satupun yang bercat hijau ketupat. Apa Pak Roeslan baru saja mengecat rumahnya dengan warna yang baru?

           Di depan mataku, tepatnya di persimpangan jalan, berdiri sebuah pos ronda yang sepi. Aku menduga ketika malam suasananya pasti akan berbeda. Langkah kakiku seperti menyeretku untuk mendekat. Ada seorang pria dengan tato di sekujur tubuhnya nampak sedang bermain gitar dengan asyiknya. Sementara temannya yang satu lagi, yang tatonya tidak kalah banyaknya, sedang tidur sambil mendengkur.

           Sesaat aku ragu untuk mendekat. Potongan rambut mohawk pemuda yang bermain gitar sedikit mengintimadasiku. Apalagi ketika melihat ada cincin besar menempel di daun telinganya.

           Matanya kini tidak dia arahkan ke arah jemarinya yang sibuk dengan senar gitarnya. Matanya yang besar kini tertuju padaku dengan kening yang mengernyit. Tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.

           ”Mas, tahu rumah pak Roeslan?”

           Bukannya dia yang bereaksi untuk menjawab pertanyaanku, namun pemuda satu lagi yang sempat tidur tadi.

           ”Ada apa bapak mencari Pak Roeslan?” Tanyanya dengan ketus.

           ”Aku sudah ada janji dengannya. Ada tas yang ketinggalan.”

Lihat selengkapnya