Abi di Dalam Botol

Yoseph Setiawan Cahyadi
Chapter #37

Ujian Terakhir

37

Di bawah pohon bodhi dengan akar gantungnya yang menjuntai ke bawah, aku merenungkan kembali seluruh hidupku. Semua pengalaman itu tiba-tiba saja terlintas di dalam benakku seperti film negatif yang diputar di alat pemutar. Semua rasa senang dan duka, tangis dan tawa, resah gelisah dan euforia berkumpul menjadi satu. Pandangan mata kulemparkan sejauh mungkin ke pohon-pohon yang mengelilingi taman, mirip seperti tempat di mana aku dan nenek Anjani pertama kali bertemu.

 Setelah perasaan itu semua berlalu, yang tertinggal hanyalah perasaan kosong. Air mata sudah terlanjur mengering. Menyalahkan diri sendiri juga tidaklah berguna. Semua memang sudah terjadi.

Tangan Ambar dilingkarkan ke pundakku ketika dia menaruh pipinya di bahuku. Ada air mata yang menetes membasahi pundak. Aku bisa mengerti kepedihannya. Aku ambil botol yang sudah menjadi titik kecil dengan pendar cahaya yang sudah jauh memudar bahkan ketika matahari sudah tepat berada di atas kepala kami.

 Kupandangi pendar cahaya yang semakin lama semakin meredup itu. Tidak ada keinginan lagi di dalam hatiku selain sedikit waktu agar aku bisa menghabiskan saat terakhir bersama anakku dan juga Ambar.

 Dan ketika suasana sudah berubah sedemikian syahdu, suara ponselku berdering. Sebuah panggilan masuk menarik kesadaranku kembali ke bumi. Kulihat nama yang tertera di layar ponselku. ”Pak Sunil”

  Alisku sedikit terangkat, berusaha menerka maksud dari panggilan ini. Kulirikkan mataku ke arah Ambar yang memberikan anggukannya.

  ”Halo pak Sunil!”

  ”Halo Abimayu. Apa kabar?” Kata Pak Sunil dengan kegirangan yang setengah dipaksakan.

  ”Hmm. Sedang tidak baik, pak!” Aku mencoba untuk jujur ke diri sendiri.

  ”Oh ya? Ada apa memangnya?” Nada suara Pak Sunil sedikit berubah.

   ”Hmmm. Urusan pribadi pak...”

  ”Baiklah.. Jadi gini Abi. Aku sudah bawa ketiga ide ceritamu itu ke investor dan mereka sepertinya tertarik.....”

    Tidak ada senyum terulas di bibirku untuk merayakan hal ini. Aku menduga ada sesuatu yang masih ingin Pak Sunil katakan.

     ”Tapi....” Ada keheningan sejenak.

     ”Kami akan mencari penulis lain untuk mengerjakan ide cerita ini.”

Lihat selengkapnya