Kana menatap Bagas yang terlihat asyik bermain ayunan bersama Gilang. Mereka terlihat tertawa saat ayunan tersebut melaju kencang, temannya itu begitu senang.
Kana jadi ingin bermain ayunan.
"Jangan naik itu, nanti kamu celaka."
Kana menatap anak laki-laki di hadapannya. Anak itu terlihat santai dengan tangan yang mendekap sebuah buku.
"Tadi Bagas naik itu baik - baik aja," ujar Kana.
"Aku cuma kasih tahu aja."
Kana tidak peduli, dia tetap naik ke ayunan yang tadi Bagas naiki. Anak perempuan itu tertawa gembira, apalagi saat ada anak perempuan lain yang ikut bermain ayunan.
Dari tempatnya duduk, anak laki-laki yang tadi memperingati Kana menatap lekat anak perempuan berkuncir satu itu. Dalam hati si anak laki-laki mulai menghitung mundur.
Bugh ....
Suara debuman disertai jeritan mengalihkan perhatian anak-anak yang sedang bermain.
Kana menangis, sikunya berdarah, air mata sudah membasahi wajahnya. Dia terjatuh dari ayunan, talinya putus.
Anak perempuan yang merupakan kakak kelas Kana menolongnya. Membawa Kana ke UKS dan diobati. Sikunya masih terasa kaku untuk digerakkan.
"Makasih kak," ujar Kana.
Kakak kelas Kana tersenyum. "Lain kali mainnya hati-hati."