Seorang anak kecil berjalan dengan sangat hati- hati memasuki rumahnya, dia menggenggam tas ranselnya dengan erat dan menundukkan kepala dengan khidmat, seolah bocah kecil ini adalah seorang hamba yang taat.
Tanpa harus dikatakan, dia tahu kalau dirinya akan mendapat masalah begitu ibunya tahu apa yang terjadi di sekolah tadi.
Tangan kecilnya gemetar membayangkan hukuman apa yang akan dia dapatkan, seolah dia dapat melihatnya di depan matanya, bahkan saat ini.
Gibran, nama bocak kecil itu, mendorong pintu rumahnya terbuka dan melepaskan sepatunya dengan hati- hati, dia menghembuskan nafasnya secara perlahan sebelum bangkit dan berjalan pelan menuju kamarnya di lantai dua.
Tapi, baru tiga langkah anak tangga yang Gibran naiki, suara sopran seorang wanita, yang dibalut dengan kemarahan yang tertahan, terdengar. Menggema dan bergaung di rumah yang kosong.
“GIBRAN! KESINI KAMU! MAMA TAHU KAMU SUDAH PULANG!”
Gibran terkesiap, walaupun dia tahu ini akan terjadi, tapi tetap saja mendengar suara ibunya yang penuh dengan kemurkaan membuat jantung kecilnya berdebar dengan sangat cepat.
Sesaat setelah suara ibunya terdengar, tubuh Gibran seolah mempunyai pemikiran sendiri dan bergerak menuju sumber kemarahan tersebut, bahkan sebelum dia dapat menyadarinya, Gibran sudah berdiri di ambang pintu ruang keluarga, dimana ibunya tengah duduk sambil menonton suatu drama di layar televisi.
Dari postur punggungnya yang membelakangi Gibran, bocah kecil itu segera tahu kalau ibunya sedang sangat marah, terutama ketika wanita berusia tiga puluh tahunan itu berbalik dan menatap Gibran dengan galak.
“Kesini!” Arumi, ibu Gibran, mengacungkan jarinya yang lentik dan menunjuk posisi tepat di depannya.
Dengan langkah terseok, Gibran berjalan mendekat. Genggaman pada tali tas ranselnya semakin menguat.
“Kamu tahu salah kamu apa?” desis Arumi, matanya nyalang menatap putra semata wayangnya itu.
Arumi memang selalu tegas dan kaku dalam mendidik Gibran. Baginya, kasih sayang tidak selalu harus di tunjukkan dengan belaian dan buaian. Tapi, mendidik anaknya menjadi lebih mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain serta memiliki kepribadian yang kuat, merupakan salah satu bentuk kasih sayang juga.