Absurd

Fani Fujisaki
Chapter #10

10. Bioskop

Ajeng tidak pernah mengharapkan bisa bertemu dengan Putra di luar lingkungan sekolah, apalagi saat sedang berpenampilan cowok seperti ini. Putra pasti tidak akan melepaskannya dengan mudah.

"Apa lo lagi kencan sama Ajeng?"

Mustahil, bagaimana caranya melakukan kencan dengan diri sendiri? Yang menjadi teman kencan Ajeng adalah orang lain, "Aku lagi jalan sama teman."

Sebuah seringai muncul di wajah Putra, "Jadi Ajeng nolak diajak kencan? Dia berarti udah bosen sama lo."

Jengkel, Ajeng membalas dengan memberikan sebuah senyum kemenangan, "Ajeng sekarang lagi ada acara keluarga. Kita kencannya nanti malam, di rumah dia."

Putra melotot sadis, "Batalkan sekarang juga!!"

Tanpa merasa takut sedikit pun, Ajeng membalas pelototan Putra, "Nggak mau."

"Ck, nggak bakal gue biarin lo kencan sama Ajeng. Sini ikut gue!!" secara paksa Putra menarik tangan Ajeng agar mereka keluar dari toko buku.

Mau tidak mau Ajeng harus mengikuti langkah Putra agar tubuhnya tidak terseret dengan cara menyakitkan, "Lepasin! Kita mau ke mana?"

Putra menghentikan langkahnya setelah berada di bioskop dan berbaris di antrian untuk membeli tiket, "Nonton sampai mall tutup biar kencan lo batal."

Ajeng tercengang, keputusan gila macam apa ini yang dibuat oleh Putra? "Nggak mau!"

"Lo nggak bakal gue biarin kabur," ucap Putra sambil menggandeng pergelangan tangan kanan Ajeng seolah sedang menguncinya agar tidak pergi ke mana pun.

Shifa sekarang pasti sedang kebingungan mencarinya, tapi Putra tidak memberikan sedikit pun kesempatan agar Ajeng bisa kabur. Mungkin lebih baik Ajeng menurut saja, masalah semakin runyam jika Putra tahu ia sedang jalan dengan Shifa.

Putra bisa mengira Amir selingkuh karena jalan dengan perempuan lain. Ajeng harus mencegah kesalahpahaman rumit ini agar tidak terjadi.

Yang jelas sekarang Ajeng tahu satu hal pasti. Tingkah egois Putra tidak berubah sedikit pun saat menghadapi Ajeng yang berhijab atau saat sedang lepas hijab begini. Perangai buruk Putra masih tetap sama walau Amir seharusnya merupakan orang yang belum dikenal dan masih asing.

"Udah deh lepasin tanganku, aku nggak bakal kabur kok," karena Putra terus menggandengnya dari saat membeli tiket sampai mereka duduk di dekat pintu teater bioskop, Ajeng merasa risi.

Putra melepas gandengannya sambil memberikan tatapan mengancam, "Awas lo kalau sampai kabur, akan gue kejar."

"Iya Naufal Putrawan, nggak ada percobaan buat kabur kok. Tenang aja."

"Lo tahu nama gue?"

Ajeng menatap cowok yang duduk di sampingnya dengan pandangan malas, "Ajeng udah cerita."

Melihat Putra mengangguk dan tidak bicara lagi, Ajeng memutuskan untuk memberi tahu kondisinya pada Shifa. Dia mengeluarkan ponselnya untuk mengirim chat ke Shifa agar pulang duluan saja karena ada masalah dadakan yang datang padanya, Ajeng juga tidak lupa melapor pada orang rumah karena berencana pulang malam.

Lihat selengkapnya