Naufal Putrawan sudah mendapat julukan sebagai troublemaker sekolah. Apapun masalah yang dilakukannya, satu sekolah menganggapnya sebagai suatu kewajaran.
Seharusnya sih tidak ada berita apapun yang bisa membuat terkejut dan menghebohkan satu sekolah dari cowok yang lebih suka dipanggil Putra ini. Tapi dugaan itu terbukti salah.
Putra harus dibuat kebingungan saat semua orang yang sudah sampai di kelas sedang menatap ke arahnya, "Kenapa?"
Padahal Putra baru masuk ke kelas, tapi dia sudah sangat menarik perhatian begini. Biasanya Putra mendapati ekspresi wajah takut atau risi yang mengarah padanya, bukan heran dan penasaran seperti ini.
"Put, ini beritanya benar?"
Putra mengernyit, kok terasa seperti artis ya sampai diberitakan segala? "Apanya yang benar?"
"Lo nggak lihat grup?"
Putra sudah tidak mau lagi membuka grup Facebook sekolah yang sama sekali tidak membantunya saat hari pertama MOS, "Nggak, emang ada apa?"
Bambang yang berdiri paling dekat dengan Putra menunjukkan layar ponselnya, "Coba lihat sendiri."
Putra mengambil alih ponsel berwarna hitam itu dan menatap dengan seksama layarnya. Ada foto dirinya dengan seseorang, fotonya diambil beberapa kali. Ada yang terlihat seperti sedang mengobrol dengan akrab, ada juga yang sedang bergandengan tangan, dan ada saat Putra memegang dagunya.
Melihat semua itu, Putra baper.
Ini kenapa dirinya terlihat menjalani hubungan yang manis sekali? Rasanya Putra ingin save semua foto yang ada, tapi ponsel yang berada di tangannya merupakan milik orang lain. Niatan ini harus diurungkan untuk sementara.
"Itu beneran lo yang ada di foto, Put?"
"Iya benar," jawab Putra sambil men-zoom foto yang diambil dari jarak yang agak jauh itu.
"Jadi lo beneran suka co–"
"Dia pacar gue, kemarin kita kencan," ucap Putra sambil tersenyum puas karena foto ini diambil dengan sangat jelas, bahkan walau di zoom wajahnya masih dapat terlihat. Siapa pun yang telah memfoto ini pasti memiliki kualitas kamera ponsel yang bagus.
"Lo gay, Put?"
"Lo suka cowok? Dan kalian pacaran? Serius?"
"Gue nggak nyangka lo homo, Put."
Mendapat tanggapan yang membingungkan, Putra menatap teman-teman sekelasnya yang saat ini sedang menunjukkan wajah terkejut, "Kalian ngomong apaan sih?"
"Baca caption-nya, Putra."
Terlalu fokus memandang foto membuat Putra lupa membaca caption postingannya.
"Si troublemaker ternyata homo. Dia berani jalan bareng cowok dan bermesraan begini"
Putra mengumpat kesal saat melihat yang memposting adalah sang ketua OSIS, ternyata Mario masih punya dendam padanya. Kenapa kakak kelas itu mengambil kesimpulan seenaknya sih? "Dia kan cewek, kalian bahkan udah nyaris setiap hari melihatnya. Ini Ajeng."
"Ajeng? Ajeng Maharani? Yang alim itu?"