Putra bisa mendapat nilai sempurna saat ada ulangan bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Meski guru menyuruhnya duduk di meja guru untuk memastikan Putra tidak menyontek selama ulangan, nilai sempurna tetap didapat Putra.
Kepintaran Putra memang bukan hasil kecurangan. Itu sudah terbukti karena dia menjadi satu dari dua orang yang bisa mengerjakan dengan benar soal akuntansi saat kegiatan MOS berlangsung.
Padahal siswa yang ingin mengambil jurusan akuntansi saja kesulitan mengerjakannya, tapi justru Putra yang memilih jurusan perhotelan bisa memberikan jawaban benar.
Semua murid angkatannya benar-benar penasaran dengan cara belajar yang digunakan oleh siswa paling bermasalah di sekolah itu. Bahkan Ajeng yang sudah berstatus sebagai pacar Putra belum mengetahui rahasia cara belajarnya, "Putra, apa caranya sih sampai kamu bisa dapat nilai bagus?"
Suasana kelas seketika hening mendengar pertanyaan yang Ajeng ajukan. Bahkan beberapa siswa yang ingin keluar dari kelas untuk pulang membatalkan niatnya karena ingin mendengar jawaban yang diberikan Putra.
Putra menopang dagunya sambil menatap Ajeng yang sedang menghentikan kegiatan piket, "Kepo ya?"
"Sangat," jawab Ajeng yang tidak mau menutup-nutupi rasa penasarannya.
"Sering-sering aja baca buku."
Banyak membaca buku memang dapat menambah ilmu, tapi alasan semacam itu terdengar kurang cukup untuk membuat seseorang bisa pintar, "Nggak ada hal lain yang kau lakukan? Seperti ikut les atau punya guru private?"
Putra menghela napas kemudian berdiri dari posisi duduknya, "Udah deh cepat selesaikan tugas piketnya. Gue tunggu lo di parkiran."
"Tunggu dulu, Putra harus jawab dulu atau aku bakal minta Mas Aldi menjemputku."
Langkah Putra yang ingin keluar dari kelas langsung terhenti mendengar ancaman itu. Dengan jengkel dia menatap ke arah Ajeng, "Bakal gue jawab. Tapi lo nggak boleh protes dengan tempat kencan hari ini."