Tidak ada yang normal dalam hubungan percintaan Naufal Putrawan dan Ajeng Maharani. Meski Ajeng mengatakan sudah menyukai Putra juga, tapi pertengkaran dan perdebatan masih sering terjadi.
Jika damai-damai saja justru malah ada yang salah dengan hubungan mereka. Putra tak mau membahas keanehan ini selama mereka merasa nyaman menjalaninya.
Dibanding harus memikirkan masalah cintanya yang tidak lagi memiliki masalah berarti. Putra lebih dipusingkan karena sebentar lagi akan dilaksanakan ujian tengah semester.
Nilai pelajaran olahraga Putra mentok di angka 70, dan karena itu Putra harus membuat mata pelajaran lain mendapat nilai 90 ke atas untuk menyeimbangkannya. Metode ini bekerja saat masih masa SMP, tapi tidak bisa dipakai lagi sekarang.
SMK selalu memiliki mata pelajaran khusus sesuai jurusan yang diambil. Dan mata pelajaran yang berhubungan dengan memasak lah yang kini menjadi masalah besar bagi Putra.
Tidak mau ranking satu di kelas terancam gagal didapatkan, Putra meminta tolong agar bisa diajarkan memasak disalah satu dapur restoran yang dimiliki ibunya. Dengan statusnya sebagai anak pemilik restoran, pasti termaafkan walau Putra membuat makanan hangus atau kesalahan macam lainnya.
Setiap dua kali seminggu, Putra pasti datang ke sini untuk belajar langsung dari koki yang cukup berpengalaman. Hanya saja setelah selesai belajar, ada hal tidak biasa yang Putra lihat di meja pelanggan.
Ada Aldi yang sedang bersama dengan seorang perempuan. Padahal Ajeng mengatakan Aldi tidak memiliki pacar, tapi sekarang justru ada perempuan yang mencoba bermesraan dengan Aldi.
"Sepertinya pelanggan laki-laki yang berada di meja nomor 7 itu tidak nyaman."
Putra menatap seorang pegawai restoran yang sepertinya menyadari dia sedang menatap heran ke arah Aldi, "Tidak nyaman?"
Pegawai perempuan yang memiliki usia sekitar dua puluh lima tahunan itu mengangguk, "Saya tidak sengaja mendengar protesan pelanggan laki-laki pada perempuan yang bersamanya saat melewati meja mereka."
Dilihat dari jauh begini, siapa saja juga tahu Aldi tidak merasa nyaman dengan perempuan yang terus mencoba duduk menempel padanya. Dan entah kenapa Putra merasa pernah melihat perempuan itu sebelumnya, tapi di mana?
"Apa Anda mengenal pelanggan itu?"
"Iya. Dan aku mau membuatnya berhutang padaku dengan menolongnya," ujar Putra sambil melepas apron coklat yang dipakainya kemudian berjalan mendekati meja nomor 7.
Meski ada ekspresi terkejut yang ditunjukkan Aldi saat dirinya terus melangkah mendekat, Putra dengan cuek memilih duduk di hadapan pasangan yang tidak jelas memiliki hubungan apa, "Aku nggak nyangka bisa ketemu sama Kak Aldi di sini."
Aldi menatap Putra dengan sorot tidak suka, "Apa yang kau lakukan di sini, kid?"
Terkesan pamer jika Putra mengatakan sedang berada di sini karena ini merupakan restoran milik ibunya. Aldi pasti sejenis dengan Ajeng yang tidak langsung mengubah sikapnya saat tahu Putra anak orang kaya, "Cuma ada urusan kecil aja. Lalu Kakak sedang apa? Kencan?"
"Jangan memanggilku kakak! Aku bukan kakakmu! Dan aku sedang mengerjakan tugas kuliah."