Absurd

Fani Fujisaki
Chapter #32

32. Aldo

"Ajeng sudah diajak kencan duluan oleh perempuan yang tinggal di samping rumah."

Dasar playboy. Dua kata itu langsung terpikir oleh Putra karena tidak menyangka sampai kalah cepat saat mau mengajak Ajeng pergi kencan. Padahal kan dia pacar Ajeng, tapi sekarang malah ada orang lain yang sedang berkencan dengan Ajeng.

Tapi Putra juga salah sih karena datang ke rumah Ajeng tanpa janjian dulu. Silahkan salahkan Aldi yang mengatakan Aldo sedang diam-diam mengujinya, Putra kan jadi merasa penasaran lalu memutuskan untuk datang ke sini. 

Dan sekarang ada Aldo yang berdiri di hadapannya menunjukkan raut santai seperti biasa. Tidak ada tanda-tanda sedang menguji, menilai, atau hal lain yang membuat Putra merasa tegang dan tak nyaman.

Kalau begini Putra meragukan kebenaran ucapan Aldi.

"Kamu datang tanpa janjian dulu?"

"Eh? Iya. Karena lagi senggang dan mendadak pengen ketemu Ajeng, aku memutuskan datang ke sini," Putra yang terlalu larut dalam pikirannya tanpa sadar menjawab pertanyaan Aldo dengan nada gugup.

Aldo mengangguk beberapa kali, "Ya udah masuk aja. Dia udah pergi dari tadi, mungkin sebentar lagi pulang."

Alasan utama Putra datang ke sini karena merasa penasaran dengan ucapan Aldi, bukan untuk bertemu Ajeng. Dan berhubung sekarang kemungkinan hanya ada Aldo di rumah, Putra melangkah masuk untuk mengetahui secara pasti apa salah satu kakak Ajeng ini benar-benar sedang menilainya atau tidak.

Sebelumnya Putra sudah terlalu percaya diri dengan menganggap Aldo menyetujui hubungannya dengan Ajeng, tapi kini Putra ingin memastikan jika pemikiran itu benar.

"Berhubung Ajeng belum pasti pulangnya jam berapa, kamu tunggu aja di kamarnya."

"Nggak perlu, Mas. Aku tunggu di ruang tamu aja."

"Jika Aldi bangun tidur dan melihatmu berada di sini, kamu pasti diusir seperti sebelumnya. Jadi tunggulah di kamar. Karena aku yang suruh, Ajeng hanya akan protes padaku aja kok."

Sambil dipaksa secara halus berjalan menuju kamar Ajeng, Putra mengerjap bingung karena mendengar Aldi masih tertidur di jam satu siang begini. Kakak protektif yang satu itu ternyata punya sifat malas?

Aldo membukakan pintu kamar kemudian mendorong pelan punggung Putra, "Baiklah, silahkan bersenang-senang."

Putra terbengong melihat ruangan yang sudah dimasukinya. Ini kamar Ajeng? Putra tidak sedang dikerjai lalu dimasukkan ke kamar Aldi kan? Masalahnya pemilik kamar ini sungguh tidak jelas berjenis kelamin apa. 

Memang sih Putra tidak mengharapkan kamar tidur Ajeng bertema girly atau berwarna pink dengan banyak boneka di dalamnya, tapi ya jangan membuat heran karena mau dilihat selama apapun kamar ini jauh lebih cocok ditempati oleh remaja laki-laki.

"Tunggu dulu, apa maksudnya bersenang-senang?" saat menyadari ucapan Aldo, Putra menengok untuk mempertanyakannya, tapi sudah tak ada siapa pun di sampingnya. Entah Aldo telah pergi ke mana dan kapan, yang jelas Putra sendirian di sini.

Dengan bingung Putra melipat kedua lengannya untuk mencari tahu maksud kata bersenang-senang yang Aldo maksud, "Emang apa yang bisa gue lakukan di sini?"

Masuk kamar Ajeng serasa masuk kamar sendiri dengan versi ukuran lebih kecil dan sederhana. Tidak ada sesuatu yang istimewa, semua terasa biasa. Tempat tidur single bed yang rapi menjadi pembeda yang sangat besar dibanding tempat tidur Putra, walau ukurannya tidak besar meja belajar masih terlihat nyaman untuk digunakan, dan lemari pakaian dua pintu yang lagi-lagi kalah besar dari milik Putra.

Fokus mata Putra terkunci saat sedang menatap lemari yang memiliki pintu berwarna putih itu. Sebagai seorang laki-laki dan juga berstatus pacar, rasanya Putra mengerti sesuatu.

Lihat selengkapnya