Absurd

Fani Fujisaki
Chapter #3

3. Quiz

Berdiri di dekat tiang bendera sambil asyik mengobrol tanpa terlihat bersalah sedikit pun padahal sedang menjalankan hukuman, begitulah kondisi Putra dan Arka yang Ajeng lihat dari pinggir lapangan.

Sungguh mengherankan. Ada ya orang yang dihukum malah terlihat santai-santai saja? Padahal bisa saja hukuman ditambah jika ada anggota OSIS yang melihat.

Tidak mau ambil pusing dengan kelakuan dua orang itu, Ajeng dengan cepat berjalan mendekat agar bisa menjalankan tugas yang diberikan Mario kemudian pergi dari sini, “Putra.”

Bukan Putra saja, Arka ikut menengok ke arah Ajeng. Tanpa mau berbasa-basi, Ajeng memberikan kertas yang dibawanya, “Ini.”

Putra menatap bingung kertas HVS yang di atasnya tertulis delapan list nama, “Apa ini?”

Arka ikut melihat kertas yang sedang dipegang oleh Putra, “Gue pikir ini surat cinta balasan dari pernyataan cinta lo tadi, ternyata bukan ya?”

“Murid baru ditugaskan untuk minta tanda tangan dari nama orang yang ada di list itu. Dan Kak Mario juga bilang hukuman kalian udah selesai, jadi kalian berdua bisa langsung mengerjakan tugas ini.”

Sebelum Ajeng sempat berbalik pergi, Putra sudah dulu menahan pergelangan tangannya, “Cuma disuruh minta tanda tangan doang?”

“Iya, dan lepaskan tanganku.”

Putra menurut dengan langsung melepas pergelangan tangan Ajeng, tapi dia justru beralih mengambil kertas HVS yang dimiliki Ajeng, “Oh, list namanya nyaris sama semua. Gimana kalau kita melakukannya bersama-sama?”

Dengan kesal Ajeng merebut kertas dari tangan Putra, “Nggak mau.”

Walau ditolak, Putra malah mengikuti Ajeng yang berjalan pergi, meninggalkan Arka yang memutuskan kembali ke kelasnya sendiri.

"Kayaknya minta tanda tangan guru bakal dipersulit deh,” melihat ada banyak siswa-siswi yang sedang duduk di lorong dekat ruang guru, Putra cukup penasaran dengan yang sedang mereka kerjakan.

Tadi sudah dijelaskan ada guru yang mempersulit dengan memberikan quiz, tapi Ajeng tidak menyangka ada cukup banyak siswa yang tertahan di sini.

Sambil melewati siswa-siswi yang sepertinya melakukan kerja sama untuk mengerjakan soal, Ajeng dan Putra masuk ke ruang guru.

Lihat selengkapnya