Abuelita

Tasyavira Indifatma
Chapter #1

Bab 1

“Gimana Na?” “Na??” “LUNAAA”, suara dari telepon genggam yang dipegangya membuat kedua mata gadis itu mengedip-ngedip mencoba mengembalikan kesadarannya.

“Hah, iya iya, eeh-yang gue belum bisa dibuka nih,” jawab Luna sambil mencoba me-refresh laman web yang sedang dibukanya. Mata cokelat tua miliknya terlihat sangat tajam menatap layar handphone sambil mulutnya berkomat-kamit. Pandangan yang sangat tegas tadi berubah menjad samar-samar, terlihat air berkumpulan dimatanya.

“Na?” suara itu kembali terdengar,

“Gue keterima Dar,” ucap gadis yang sedang memakai kaos besar milik ayahnya dan rambut yang masih berbalut handuk itu dengan nada suara yang bergetar. Tak kuasa menahan, ia pun mengeluarkan tangisan yang lansung ditanggap cepat oleh temannya, Dara.

“Haaaa Naaaa, selamat Naaaa!” “Na...kok lo nangis sih Na???” 

“Gue gak mau masuk Fakultas Sastra Dar,” jawabnya kecewa sambil sesekali mengelap ingusnya,

“NA! Lo harusnya bersyukur, gak semua orang bisa lolos SBMPTN! Gue aja gak lolos Na.” Luna hanya bisa terdiam menelan nasibnya, apa yang dikatakan Dara memang benar tetapi perasaan kecewa Luna pun tidak dapat ditutupi.

***

“Kenapa sih Na? Gak mau lo syukurin aja?” tanya Syifa yang menaruh segelas susu di meja belajar Luna lalu duduk di pinggir kasur dekat Luna,

“Gue gak mau bareng nyokap gue Syif, lagian cita-cita gue banget buat masuk Fikom,” jawabnya berdesus,

“Kan nanti lo jadi penerus nyokap lo sama nenek,” ucap Syifa lagi, ia sadar betul ucapannya tidak membantu membangkitkan semangat Luna, ia pun menghela napasnya, “gini Na, kita nggak pernah tau sama rencana Tuhan kan? Gue yakin ada sesuatu khusus buat lo disana. Gimana cara taunya? Ya lo harus jalanin dulu,” Luna terhening mencerna semua perkataan sepupunya yang lebih tua tiga tahun darinya itu. “Ya udah gue ngantuk nih, lo masih galau Na?” ujarnya lagi. “Hmm nggak kok, insyaAllah. Kalau lo mau tidur, tidur aja deh,” Syifa pun berdiri berniat untuk keluar dari kamar Luna, “Eh syif,” tidak ada jawaban dari Syifa melainkan ia hanya menggerakkan kedua alisnya saja, “thanks yah,” senyuman terbentuk dari mulut keduanya. “No problem sista!” jawabnya dengan nada tinggi sambil berjalan keluar kamar Luna.

Lihat selengkapnya