“Na, bangun Na,” ucap Ibu membangunkan Luna, “nanti kamu jemputin nenek di kantor ya.” Luna yang masih setengah sadar pun mencoba mencerna perkataan ibu tadi, “Hah apa?”
“Nanti kamu jemput nenek di kantor. Gak ada mang Iwan ini, kakek juga lagi gak enak badan,”
“Aduh, nenek keluar jam berapa sih?”
“Jam 11.00 makanya kamu bangun cepet terus mandi,” “ibu harus ke kantor juga ini, makanya nenek ibu titipin sama kamu.” Untungnya hari Jumat adalah hari libur Luna, sehingga ia pun dapat melakukan suruhan ibu. Tak lama, Luna pun bergegas mandi dan siap-siap untuk menjemput nenek.
Nenek Luna adalah seorang professor yang juga menjabat sebagai dekan di salah satu kampus di kota Bandung. Sehingga Luna tidak usah repot-repot mencari tempat parkir karena satpam-satpam akan langsung menyediakan tempat khusus untuk mobil yang dikendarai Luna.
“Mau jemput ibu Fat,” ucap Luna membuka kaca jendela mobil,
“Bu prop ya, silahkan silahkan parkir disini aja teh,” ujar satpam sambil memarkirkan mobil Luna.
Setelah menunggu beberapa lama, Luna yang tengah memainkan handphonenya pun kembali membenarkan posisi duduknya saat melihat nenek sudah turun di lobby dan berjalan ke arah mobil.
“Nenek laper nih, kamu sudah makan belum?” tanya nenek pada Luna,
“Belum nek, Luna baru bangun banget ini,”
“Luna lagi mau makan apa?”
“Luna gimana abuelita aja, abuelita lagi pingin makan apa?” tanya Luna,
“Di Delapan Padi, mau?” Ya itu adalah salah satu restoran favorit abuelita di kota Bandung. Luna memang memanggil neneknya dengan sebutan abuelita. Dalam bahasa Spanyol abuelita berarti panggilan untuk nenek. Luna membuat panggilan khusus untuk neneknya, bahkan cucu-cucu nenek yang lain tidak memanggilnya dengan sebutan abuelita. Panggilan itu sudah terekam sangat jelas di telinga nenek, ia tahu bahwa orang yang memanggilnya dengan sebutan abuelita itu pasti ditujukan untuk dirinya.
Siang itu Luna dan nenek makan siang bersama, Luna memesankan menu yang sudah sering dipesan oleh nenek. “Bagaimana kuliah kamu Na?” tanya nenek,
“Hmm, biasa aja sih nek,”
“Aya nu kasep teu?” Luna dibuat tertawa kecil dengan pertanyaan nenek. Luna berpikir untuk bercerita atau tidak pada nenek, tetapi juga ia tidak bisa menahan untuk tidak bercerita mengenai Arjuna.
“Ada sih...” jawab Luna perlahan,