“Yaudah tante tinggal sebentar ya,” sore itu tante Maya memberikan waktu menjaga nenek di rumah sakit pada Luna. Gadis itu pun segera duduk pada kursi sebelah kasur nenek dan membiarkan tante Maya pergi membeli makanan untuk keduanya. Pintu pun ditutup rapat oleh tante Maya, menyisakan hanya Luna dan nenek di kamar.
“Abuelita mau makan sesuatu gak?” tanya Luna,
“Nggak deh, nenek masih kenyang,” jawab nenek terbaring di kasur,
“Abuelita tau gak sih Luna panik banget pas denger abuelita masuk rumah sakit??” nenek membalas perkataan Luna dengan senyuman, “Ah tapi ini nenek gak kenapa-kenapa kan?”
“Luna gak tau cerita ke siapa lagi kalo bukan ke abuelita,” ucap Luna dengan manja, nenek pun menggenggam tangan Luna, “Tenang, nenek ada di hatimu, pasti orang-orang akan tahu. Luna akan selalu punya nenek,” Luna pun tersenyum lebar mendengar ucapan nenek dan segera memeluk abuelitanya. Keduanya melepas senyum dan kasih sayang yang membuat Luna semakin bersyukur dengan kedekatan antara keduanya.
“Sekarang, Luna mau cerita apa?” tanya nenek,
“Luna maunya nenek cepet keluar dari rumah sakit. DAN...kalo nenek udah keluar dari rumah sakit, nenek harus bilang-bilang ke kakek atau ke Luna atau ke siapapun kalo mau ke kamar mandi, biar gak jatoh lagi!” alasan nenek masuk ke rumah sakit karena nenek mengidap penyakit jantung sehingga terjatuh di kamar mandi yang membuat Luna menjadi takut apabila nanti akan terjadi kejadian yang serupa. Sungguh hal ini bukanlah hal yang pertama bagi Luna dan keluarga sehingga keluarga Luna pun memfokuskan nenek dengan check up rutin ke dokter jantung. Namun tetap saja tidak ada yang menduga bahwa kejadian seperti ini dapat terulang kembali hingga memasukkan nenek ke rumah sakit.
“Nenek bisa sendiri kok, nenek kan sehat,” ucap nenek dengan menyimpulkan senyuman di wajahnya seolah memberitahu cucu keduanya itu bahwa ia kuat bagaikan Hulk. Luna mengerenyutkan bibirnya dan memeluk nenek lagi, “Haaaa abuelita. Luna tau nenek kuat, nenek siapa yang umur segini masih sibuk ngajar disana-sini, masih suka bikinin kue, masih nulis-nulis buku kalau bukan abuelita,” balas Luna ikut menguatkan nenek. Sore itu hubungan Luna dan nenek semakin lengket bagaikan perangko dan amplop. Kebahagiaan Luna semakin sempurna, kejadian bersama Arjuna mengingatkan Luna dengan nenek, begitu juga dengan kejadian bersama nenek mengingatkan Luna akan Arjuna. Gadis itu pun sebenarnya tidak mengerti hubungan antara nenek dan Arjuna yang membuat dirinya merasa seperti ini, tapi yang jelas nenek akan mengingatkan dirinya pada Arjuna dan Arjuna akan selalu mengingatkan dirinya dengan nenek.
***
Pagi itu, di kamar nenek sudah ada ibu, kakek dan juga Alisha ikut menemani Luna dan tante Maya. Kakek terlihat sedang menyuapi nenek dengan mesra, ibu dan tante Maya terlihat sibuk berbincang berdua, sedangkan Luna dan Alisha tertawa berdua yang memberikan keramaian pada kamar nenek. “Duh laper nih,” celetuk Luna.
“Aduh kasian ni anak belum sarapan nih,” kata tante Maya,
“Mau ke bawah gak?” tanya Luna pada Alisha,