Oh oke deh gue otw sana ya.
Begitulah pesan yang ditulis Cheryl pada Luna. Siang itu keduanya membuat rencana untuk mengerjakan tugas bersama di kedai kopi biasa untuk mereka bercengkrama. Terlihat sudah sangat rapi, ibu pun menaikkan alisnya sebelah mencaritahu kemana anak sulungnya akan pergi,
“Mau kemana Na?” tanya ibu yang sedang duduk di meja kerjanya,
“Oh iya bu, Luna mau nugas dulu ya sama Cheryl,” ucapnya sambil menalikan tali sepatu,
“Tugas apa?” tanya ibu kembali,
“Tugas morfologi bu, ya mau belajar bareng kita,” jawab Luna,
“Kenapa gak belajar sama ibu aja?” Luna pun terdiam, ia tahu betul bahwa ini akan menjadi masalah untuk keduanya. Ayah yang juga berada di ruang tv, membaca koran, ikut menyadari bahwa ibu tidak ingin anaknya itu pergi. “Ya sudah kamu disini aja belajarnya sama ibu,” celetuk ayah.
“Ya gak bisa dong, Cheryl udah otw kesana,” Luna menjelaskan,
“Orang lain mah susah mau nemuin ibu buat diajarin,” kata ibu singkat. Luna menghela napas, larut dalam kebingungan, ia menggelengkan kepalanya sebagai reaksi terhadap perkataan ibunya.
“Ya terus Luna harus gimana dong? Cheryl udah pergi, Luna gak enak sama dia,” Luna memberikan alasan yang terpikirkan oleh otaknya saat itu,
“Ya udah belajar aja sama Cheryl,” Luna yang saat itu sudah tidak dapat diam saja pun bergegas memberi salam pada kedua orang tuanya dan memilih untuk melanjutkan pergi bersama Cheryl, “Luna pergi dulu, assalamualaikum.” Orang tua Luna menjawab salam Luna dan ayah yang masih duduk di ruang tv pun berkata “Ya sudah, biarin saja dulu,” ibu tidak membalas perkataan ayah namun wajah kesal ibu semakin terlihat.