Bus berhenti sesuai tujuan Luna dan Cheryl. Gadis berambut sebahu dan berambut pendek itu berjalan memasuki salah satu tempat makan di daerah Buah Batu. Cheryl menunggu burger pesanan keduanya sedangkan Luna mencari tempat duduk yang masih kosong. Setelah menunggu beberapa saat, Cheryl pun membawakan pesanan keduanya ke meja yang sudah ditempati Luna.
“Lo jadinya gimana dah sama Arjuna?” tanya Cheryl memulai percakapan,
“Abis gue jalan itu gue ninggalin dia buat ke rumah sakit Ker,” Luna berkata,
“Lah terus???”
“Gue belum chat dia lagi abis itu, gue gak tau harus gimana Ker, sumpah gue bener-bener gak enak,” tutur Luna,
“Ya elah Na, terus gimana dong??” tanya Cheryl tak habis pikir,
“Nanti kalo gue ketemu sama dia di kampus gue sapa deh, lagian gue gak ketemu-ketemu juga,” ujar Luna,
“Iya juga ya, tu anak kemana sih? Masih kuliah di situ kan?” tanya Cheryl,
“Ya masihlah, jadwalnya aja kali beda sama kita.” Seketika layar handphone Luna menyala dan terlihat jelas pesan masuk dari ibu untuk Luna.
Ibu: Ibu udah kelar nih, kamu mau pulang bareng ibu?’
“Aduh...” celetuk Luna,
“Kenapa Na?” tanya Cheryl yang sedang menjilat-jilat es krimnya,
“Nyokap gue ngajak balik bareng, padahal gue udah bilang kalo gue balik ke Bandung duluan,”
“Yah, gimana dong?” tanya Cheryl lagi,
Luna: Luna udah di Bandung bu, kan tadi Luna udah bilang Luna pulang duluan.
Ibu: Kamu dimana sekarang?
Luna: Luna lagi makan di daerah Buah Batu sama Cheryl.
Ibu: Pulang sekarang, gak usah minta jemut Mang Iwan. Pulang sendiri sekarang juga.
Mata Luna mendadak terlihat seperti akan keluar, emosinya pun menjadi tidak stabil saat itu juga. Lagi-lagi ibu melakukan sesuatu yang tidak Luna ketahui darimana asalnya, apa yang telah dilakukannya sampai-sampai ibu kesal padanya. Cheryl yang menyadari perubahan pada sahabatnya itu pun, mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
“Kenapa Na?” ucapnya perlahan.