Suara sapu dari halaman rumah Luna, menjadi kode audio bagi Luna bahwa waktu sudah pagi. Jika mang Iwan sudah menyapu halaman rumah Luna, maka sebentar lagi ibu pasti datang untuk membangunkan dirinya. Ternyata yang datang memasuki kamar Luna dan membangunkannya adalah kakek, “Na, kamu jadi ikut kakek gak?” tanya kakek yang mendengar perkataan cucunya semalam bahwa Luna ingin ikut kakek mengantarkan nenek check up di rumah sakit. Luna yang masih setengah sadar, seperti biasa tidak dapat diajak berbicara, sebab otaknya belum sepenuhnya bekerja dengan benar. “Hmmm, nggak deh kek. Luna ngantuk banget abis begadang ngerjain tugas,”
“Ya sudah kakek pergi ya!” ucap kakek yang juga tidak keberatan untuk pergi menemani nenek tanpa Luna. Tanpa berpikir panjang lebar, Luna melanjutkan tidur kembali.
***
“Na, bantu ibu masak yuk,” ucap ibu yang membangunkan Luna kembali. Luna pun terbangun dan melihat jam, ternyata ia sudah melanjutkan tidur hinggan siang hari tepatnya pukul 12.00. Ia pun segera membangkitkan diri dan berjalan ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.
“Aduh ini anak gadis jam segini baru bangun,” celetuk ayah meledek Luna,
“Yang kayak gini mau dijodohin ke siapapun juga gak bakal laku,” Alisha ikut meledek,
“Iyalah, ayah aja mau ngenalinnya ogah,” ujar ayah sambil tertawa bersama Alisha. Luna yang berjalan dan masih menguap itu tidak mempedulikan perkataan ayah dan adiknya. Sisi lain dari keluarga Luna adalah sebenarnya mereka sangat akrab bagaikan teman dekat, sehingga seringkali mereka meledek dan menertawakan satu sama lain. Karena itu juga, Luna dan keluarganya tidak bisa berada di posisi serius seperti berbicara dari hati ke hati, sebab akan menjadi sangat canggung bagi mereka bahkan kejadian antara Luna dan ibu seperti waktu itu pun tidak pernah terulang kembali.
Berjam-jam sudah dilalui, setelah mandi dan wangi, Luna dan Alisha membantu ibu memasak di dapur. Ibu melihat jam menunjukkan pukul 03.00 sore, ibu mulai khawatir sebab kakek dan nenek belum juga pulang. Pertemuannya dengan dokter yang menangani nenek seharusnya sudah berlangsung dari beberapa jam yang lalu. Sehingga ibu pun mencoba menelpon kakek dan nenek tetapi tidak diangkat. “Duh nenek sama kakek kok pada gak ngangkat telpon sih,” ucap ibu khawatir,
“Masih di dokter kali bu,” jawab ayah yang sedang membaca koran di ruang makan,
“Harusnya udah daritadi loh, duhh bener-bener deh ibu mah kalo kayak gini suka sedih,” Luna dan Alisha saling bertatapan seolah sudah sangat mengenal apa yang akan terjadi selanjutnya, “ibu takut banget nenek kenapa-kenapa, belum siap deh ibu kehilangan nenek,” Luna langsung terbuat tertusuk dengan perkataan ibu, ia pun berkata, “Tenang bu, lagi pada makan kali. Paling bentar lagi pulang.”