“Jam besuk nanti jam 5 sore, kamu mau lihat nenek atau mau beliin makanan buat yang buka?” tanya ibu pada Luna,
“Luna mau masuk dong bu,” jawab Luna pada ibunya yang sedang melipat mukena selesainya sholat di ruang tunggu ICU,
“Syifa juga pasti pengen masuk ya lihat nenek,” ucap ibu sambil mengerutkan bibir,
“Iyalah hehe tante sendiri gapapa yaa, beliin makanan buat kita buka...ya,ya?” Syifa berkata sambil membuat senyuman lebar, memeluk lengan tantenya itu,
“Ya udah dehh, tante yang beli makanan ke bawah. Tapi nanti kasih tau ya perkembangan nenek gimana, udah mulai sadar apa belum,” tutur ibu, keduanya hanya mengangguk semangat.
“Untuk yang ingin menjenguk dipersilahkan,” terdengar suara satpam yang baru saja memasuki ruang tunggu ICU. Suara itu ditanggapi oleh ketiganya, Luna dan Syifa berjalan cepat mengikuti satpam yang membukakan pintu menuju kamar ICU sedangkan ibu berjalan ke lantai bawah untuk membeli makanan.
Semua keluarga pasien yang berada di ICU berjalan sesuai nomor kamar yang dituju. Luna dan Syifa berjalan perlahan ke kamar 12 dan melihat dari luar kaca, terdapat nenek yang dipenuhi oleh selang-selang, seperti sedang tertidur pulas. Nenek masih belum sadarkan diri, namun Luna dan Syifa berjanji untuk tetap memberi semangat pada nenek dan tidak meneteskan air mata sedikitpun.
“ABUELITAAA,” panggil Luna dengan intonasi yang kencang,