Malam itu, Luna berbuka puasa bersama ayah, kakek, Alisha, Ravi dan Syifa yang sudah datang dari Jakarta. Sedangkan ua Amel langsung menginap di rumah sakit bersama ibu dan tante Maya, sedatangnya dari Jakarta tadi siang. Keadaan di rumah masih terasa hangat meskipun tidak ada ibu dan tante Maya seperti malam-malam sebelumnya. Hadirnya Syifa menambahkan semangat kakek, sebab cucu-cucu kakek akan terdengar lebih berisik dari biasanya yang membuat rumah menjadi ramai.
“Besok mau ikut ke rumah sakit lagi?” tanya kakek,
“Mau dong kek! Syifa kan baru dateng, Syifa pengen ketemu nenek!” jawab Syifa,
“Kasian cucu kakek, kangen ya sama neneknya. Ya sudah besok kita dari pagi saja ya ke rumah sakitnya,” ucap kakek.
***
Di kamar, Luna berbaring di kasur bersama Luna dan Alisha, tertawa dan saling berbagi cerita selama ketiganya terpisah beberapa hari. Memang drama keluarga yang dilewati semakin memanas dan penuh kesalahpahaman. Ua Bara yang tidak menyukai sikap kakek sebab membela tante Maya, tante Maya yang merasa dikucilkan oleh kakak-kakaknya, dan ibu yang merasa ditinggalkan oleh ua Amel. Semuanya sangat rumit, namun semua harus bertahan demi nenek.
“Na, nenek sebenernya kondisinya gimana sih? Kok keluarga gue gak pernah dikasih tau update-an soal nenek?” celetuk Syifa,
“Nenek katanya kritis lagi Syif, kemaren sempet stabil lagi kayak biasa, bisa buka mata, bisa denger kita. Tapi gue juga gak tau kenapa, kemaren tiba-tiba nenek kritis lagi,” jawab Luna,
“Tapi nenek masih bisa sembuh gak sih teh?” tanya Alisha menengok ke kanan, menatap dalam mata Luna,
“Ya Abuelita harus sembuh dong!” jawab Luna. Syifa memejamkan matanya dan berkata, “Jujur, sekarang gue udah gak mau maksa lagi. Gue cuma minta yang terbaik buat keluarga kita, terutama buat nenek,”
“Syif,” Luna menatap heran sepupunya,
“Na, kalo nenek bisa sembuh, nenek bakalan kesiksa disini. Dia masih harus berjuang lagi dan keluarga kita? Gue gak kebayang kalo kita masih harus ngurus nenek secara intensif di rumah dengan keadaan yang terpecah belah kayak gini,” Syifa menjelaskan,
“Ngga, abuelita bakalan pulang Syif. Ya kita berdoa aja udah,” Luna tidak mau ada pembahasan lebih lanjut mengenai itu, dirinya merasa tidak sanggup jika harus ditinggalkan nenek dalam waktu dekat ini. Alisha dan Syifa hanya terdiam dan membiarkan Luna. Ketiganya melihat ke arah yang berbeda dan melamunkan hal yang sama.
***
Pukul 10.00, Luna, Alisha dan Syifa sudah menunggu di ruang tunggu ICU. Rencananya, siang itu ibu, kakek dan tante Maya akan bergantian menjaga dan beristirahat di rumah. Sehingga pada pukul 12.00 pun ketiganya pamit dan giliran Luna, Alisha, Syifa dan ua Amel yang menjaga nenek.
Syifa sibuk mengerjakan kerjaannya, Alisha sibuk mengerjakan pekerjaan sekolah yang dibawanya dari rumah, sedangkan Luna hanya memainkan handphonenya sebab ia tidak ada tugas yang harus dikerjakan.
“Ibu Fatmawati,” panggil satpam, ua Amel pun sigap berdiri dan kembali ke ruang ICU menemui dokter yang sudah sekitar 2 kali memanggilnya. Ketiga cucu nenek sama-sama menoleh ke arah ua Amel yang berjalan mengikuti satpam ke dalam ruang ICU.