"KAS-NYA NAMBAH CEBAN!" Berikut adalah suara si preman kelas— Yunus
"Anjir, nggak punya perasaan lo," Dan ini adalah siswa banyak dosa— Noel
"Ini tuh demi kemakmuran kelas, udah tanggal tua nih. Kebutuhan kelas habis semua," Jelas Yunus
"Gue bayar 6 bulan kedepan sekalian bisa, nggak?" Kenalin, ini Nieander— biasa dipanggil Josep biar gampang. Josep ini anak Sultan, mandi-nya pakai air mineral
Kaya Raya gitu, nggak sombong. Orang berangkat sekolah aja cuma pakai Astrea, tapi pulang harus pakai BMW
"BISA BANGET DONG!" Kan, semangat banget kapasitas otak berbisnis-nya Yunus
"Josep mau beranak pinak 7 tanjakan kayak nya emang nggak bakal bisa miskin, deh," Monic, anak sultan ke-2 berdecak kagum
"Lo tuh, kaya kaya nunggak kas mulu!" Yunus berkacak pinggang
"Lama-lama tuh duit kas bisa buat bangun sekolah baru lagi, dah!" Ayak menyindir
"Iya, nanti lo yang jadi ibu kantin nya, ya?" Saran Teon
"MANA ADA IBU KANTIN TAMPANG JUDES LAGI PREMAN KAYAK DIA!" Wow, ganteng-ganteng gitu Willy tidak punya otak juga ternyata
"Ya nggakpapa dong, biar nggak ada yang ngutang! Apalagi nguntit gorengan!" Ayak melotot ngeri
"Shhhhhhh!!!!" Ilham yang sedari tadi menyalin tugas Sosiologi milik Shobrina gemas
"Nih ya, gue jelasin ini duit buat apa aja," Michelle yang mengerti Ilham akan nyolot lagi memilih untuk menjelaskan kunyuk-kunyuk yang tidak mau memberi sumbangan kelas itu
Ilham sendiri sudah misuh-misuh
"Yang pertama, galon air udah abis. Lo pada mau dehidrasi?" Michelle menunjuk dispenser di pojok belakang kelas
"Kedua, jam dinding udah abis baterai nya! Lo pada mau kehilangan waktu?" Michelle menatap bengis teman-teman nya
Kelas langsung hening
Karin saja yang sedang ribut dengan Noel langsung bungkam
"Ketiga, Korden nya udah burik melebihi muka-nya Ilham! Lo pada mau kebayang-bayang muka Ilham terus?" Ilham tak terima, tapi Michelle langsung melempar mulut bapak ketua itu dengan penggaris
Yang benar-benar preman disini sebenarnya itu Michelle
"Keempat, AC nya udah capek! Perlu di service! Lo pada mau kelas sini jadi neraka dadakan?" Michelle mengkibas-kibaskan tangan nya tanda kepanasan
"Nggakpapa, dong! Biar Noel nanti nggak kaget pas masuk neraka beneran," Memang yang namanya Ayak ini sensian sekali dengan Noel
"Tampang-tampang penghuni surga gini lo katain, Yak? Ckckck," Noel mengelus-elus dadanya prihatin
"Surga nggak nerima makhluk kayak elo, btw," Lambang menatap muka Noel malas
"Heh, gue kan ketua Rohis. Lo pada lupa?" Noel menyilangkan kedua tangannya
"Iya Rohis, Rohani Atheis." Karin menjawab sambil memainkan kukunya— biasa, habis di nail-art
"Noel ngomong lagi gue gandain kas lo!" Yunus uring-uringan
"Lanjut nih ya, Kelima. Itu karpet perlu diganti sebenernya, udah jebol! Udah nggak perawan kayak si Kevin!" Michelle berteriak heboh
"Gue cowok!" Kevin panik
"Hm, Gay Detected," Monic mengusap-usap dagunya ambigu
"ASTAGHFIRULLAH, PUNYA TEMEN NGGAK ADA YANG NGOTAK SEMUA!" Shobrina yang baru menyadari arah pembicaraan teman-teman nya itu langsung istighfar
"Nah karena gue sayang uang kas, makanya di loundry aja dulu. Sekalian sama bantal leher nya ju— TEON GUE GAMPAR LO LAMA LAMA!!" Michelle meledak padahal daritadi sudah menahan, ya masalah-nya, Si Teon daritadi main Mobile Legends
Bukan apa-apa sih, tapi ya berisik
"TAU TUH, ESCENEMY HAS BEEN SLAIN MULU!" Ayak kompor
Teon langsung menjambak rambut-nya frustasi kala hero-nya malah mati mengenaskan
"Nah, karma instan tuh! Salah sendiri nggak ngajak mabar," Lambang komentar
"Spidol sama tetek-bengek lain nya juga udah habis. YANG NGGAK ADA PERASAAN TUH LO LO SEMUA!" Yunus ingin menangis rasanya
"Iya kek, tinggal kas doang apa susah-nya. Nggak bakal bikin lo pada miskin 'kan?" Seluruh penjuru kelas langsung menoleh ke Willy— yang notabene nya sedang berbaring santai di karpet belakang
"Apa? Baru nyadar lo pada kalok gue ganteng?" Willy menaik-naikan alis nya PD
Semua orang juga tahu, XI IPS 5 itu anak-anak kaya semua. Tapi heran nya, susah banget kalau dimintain uang kas
"Terakhir besok deh, ya?" Final Michelle
Jangan heran, kelas ini memang berisi anak anak ajaib. Sampai sampai fasilitas-nya aja bikin murid murid lain iri
Dispenser, Karpet, Bantal, dan AC. Ya itu beli pakai uang kas-nya mereka sendiri. Bahkan, guru-guru saja sampai kagum dengan kekompakan kelas ini
Kompak dalam hal baik, buruk juga!
Kalau ada yang bertanya sih, alasannya begini:
"Kan katanya, anggap aja kelas kayak rumah sendiri biar nyaman! Ini cara kita menyamankan diri, Pak, Bu." Gitu
Walaupun semua orang heran, tapi enak juga kalau mampir di kelas ini. Bisa ngadem sekalian
Tapi karena mereka anak IPS, otak berbisnis juga harus jalan terus! Malakin orang-orang yang lagi ngadem contoh-nya
Bagian ini, Ayak jadi ketua-nya
"Beli kulkas mini, dong! Repot nih ngantri di kantin beli es" Usul Kevin
"Sekalian snack, kek! Biar istirahat nggak usah keluar-luar!" Tambah Monic
"Anjing, tambah sayang gue sama anak-anak," Bisik Teon pada Ayak
"Solidaritas-nya ketinggian sih. Makanya gini," Jawab Ayak yang merasa beruntung bisa satu kelas dengan manusia-manusia upnormal seperti mereka
Teon terkekeh di-samping nya
Selagi menyimak keributan yang di-timbulkan oleh perbedaan pendapat teman-teman nya, Ayak memilih untuk tidak ikut nimbrung
Takut semua orang nanti malah emosi
Jadi, lebih baik dia mengisi formulir yang diberikan Damai kemarin. Ya akhirnya Ayak mau repot-repot ikut Popda. Buktinya dikasih berkah langsung sama Tuhan, calon jodoh contoh-nya
Ayak menoleh ke-samping. Ternyata Teon sibuk ikut-ikutan ribut
"Permisi."
Debat panas berhenti sejenak
"EH SI GANTENG," Pekik Ayak
"Iya? Cari siapa, kak?" Tanya Ilham sopan
"Luna," Singkat Damai, iya. Itu Damai
Wajah semua orang langsung pucat sembari melihat ke arah Ayak takut-takut. Kalau tiba tiba Ayak kumat bagaimana?
"Wah mimpi apa gue semalem dicariin cogan," Ayak berdiri berniat menemui Damai
"Wah mimpi apa gue semalem si Ayak kagak ngamuk-ngamuk dipanggil Luna," Willy yang sedari tadi masih berbaring nyaman itu menoleh kearah Ayak
Ayak sudah panas saja dengan ejekan Willy, tapi ia harus sabar. Jaga image didepan calon pacar, dong
"Diluar aja," tuntun Damai
Sedangkan hati Ayak sudah berpesta pora
"Mana formulir-nya?" Pinta Damai