Sabit di antara Gemintang

Ayne Kim
Chapter #5

Part 4

“Aku pulang!” Teriakan Acelia menggema di ruang tamu. Namun, tak ada sahutan dari dalam rumah.

Acelia menghela napas. Tidak heran lagi soal itu. Sejak ia tinggal di rumah besar yang menjadi tempat berteduh dari hujan dan panas, selalu saja sepi dan hening. Orangtuanya terlalu sibuk mengurus bisnis di luar negeri. Hanya mbok Surti dan kang Maman yang menemaninya. Ah, Acelia lupa, ia memiliki saudara, tepatnya anak kandung dari kedua orangtuanya.

Ya, Acelia hanya angkat di keluarga besar Megantara. 

Ia diadopsi 2 tahun yang lalu dari panti asuhan ‘Rumah Singgah’. Sebenarnya, Acelia tidak mengerti jalan pikiran orangtua angkatnya karena membawa pulang anak yang telah memasuki usia 18 tahun. 

Acelia membelokkan langkahnya menuju dapur. Rasa haus tiba-tiba mendera tenggorokannya. Ia berniat meneguk air dingin yang langsung dari lemari pendingin. Saat tiba di sana, ia melihat Mbok Surti yang sedang sibuk memasak.

Jam 2 siang? Ada apa gerangan? Untuk menu makan malam sudah pasti tidak mungkin. Biasanya, Mbok Surti akan mulai memasak untuk makan malam saat jarum jam menunjuk pada angka 4, sore hari.

Lalu?

Apa saudaranya berulah lagi?

Mungkin saja!

“Mbok,” sapa Acelia.

Mbok Surti menoleh sebentar. “Eh, Non. Udah pulang sekolah?” 

“Udah, Mbok.” Mengambil gelas ukuran besar dan berjalan menuku lemari pendingin.

“Non, mau makan?” tanya Mbok Surti di sela memasaknya.

“Entar aja, Mbok.” Acelia bersandar di lemari pendingin. “Bocah itu berulah lagi, Mbok?” tanyanya Acelia kemudian. Setelah itu, meneguk air dingin sembari menunggu jawaban Mbok Surti.

“Seperti itu. Non tahu sendiri gimana sifat mas Aksana. Tadi, ketika pulang, nanya apa yang Mbok masak. Saat Mbok jawab ayam goreng, eh ... mas Aksan ngamuk, minta ganti jadi Ayam bakar. Kan aneh? Biasanya doyan kenapa tiba-tiba gak? Ya ... tapi mau bagaimana lagi, dia anak majikan.” Senyum Mbok Surti tercipta. Acelia tahu, senyum itu penuh dengan kesenduan. 

“Acelia bantu ya ... Mbok,” kata Acelia. Ia kasihan kepada perempuan yang sudah mulai berumur itu. 

“Jangan Non. Tadi mas Aksana sudah berpesan agar Non tidak ikut campur saat Mbok masak.”

Lihat selengkapnya