Meira mendengkus kasar. Bersandar di tiang tepatnya depan toilet cowok. Bersedekap sembar mengetuk ujung tumit sepatunya ke lantai. Jangan berpikir aneh-aneh, Meira di sana sedang menunggu seseorang.
Aksana!
Dari informasi yang ia dapatkan dari beberapa murid yang menggilai Aksana, cowok tampan itu sedang berada di kamar mandi. Mungkin sedang melepaskan sesuatu yang menggelitik perut atau lainnya.
Jangan membahas hal lain dari topik. Fokus pada tujuan utama menemui Aksana.
Meira membenarkan posisinya saat bayang Aksana tampak keluar dari toilet. Segera, Meira mendekat sebelum cowok itu menghilang dari jangkauannya.
“Woi! Tunggu!” hardik Meira sembari merentangkan tangan. Ia berada di depan Aksana.
Aksana mengernyitkan keningnya. Ia heran, kenapa tiba-tiba cewek yang terkenal cerewet di sekolah mereka itu tiba-tiba menghadangnya.
“Ada apa?” Aksana mencoba bertanya dengan nada bersahabat.
“Balikin.” Meira mengulurkan tangan di depan Aksana.
Aksana semakin bingung. “Apa yang harus gue balikin?”
Meira kesal. Ia menghela napas kasar. Cowok di depannya benar-benar menyebalkan! Dan, ia heran, kenapa Acelia begitu menggilai cowok yang ketampanannya biasa saja.
“Lo pura-pura bego apa bego betulan, sih?” Meira berkacak pinggang.
Aksana menjilat bibirnya. Emosinya tiba-tiba meluap begitu saja. Namun, sebisa mungkin ia mencoba menahan.
“Bisa jelaskan apa yang harus gue balikin? Gue gak paham sama sekali arah pembicaraan lo?”
“Oh, jadi lo bego benaran, ya! Ya Ampun, kenapa ada cowok kayak lo di dunia ini, sih?”
Aksana menggeleng karena tidak memahami pokok pembicaraan yang tersaji. Lantas, ia memilih berlalu begitu saja dari hadapan Meira.
Melihat itu, Meira melotot tajam. Urusan mereka belum selesai, tidak boleh berlalu begitu saja. Lantas, Meira mengejar Aksana dengan langkah yang memburu.
Meira berhasil meraih lengan Aksana. “Woi!” Menarik hingga tubuh cowok itu berbalik dan karena kurang keseimbangan jatuh bersamaan dengan Meira.
Dan sejenak, mereka menjadi bahan tontonan lantaran keduanya berada di lorong ramai menuju kantin.
Posisi mereka cukup menjadi topik hangat setelah ini. Aksana menimpa Meira walau hanya berlangsung sebentar, karena Aksana segera sadar dan berdiri.
“Lo....” Ia menggantungkan kalimatnya. Mengeraskan rahang karena terlalu emosi dengan Meira.