Ada Cerita di Sekolah

Awal Try Surya
Chapter #13

Dua Sejoli di Sore Hari

April berjalan balik ke kelasnya. Setibanya di kelas, Indi langsung bertanya padanya, “Kemana saja lu?”

“Dari ruang guru habis itu ke kantin.”

“Gue cariin dari tadi. Mau nanya soal kimia nih buat nanti pelajarannya Bu Ika. Takutnya gue yang dapat giliran maju kedepan.” Indi menyodorkan bukunya dan menanyakan soal yang ia tidak mengerti pada April. April menjelaskannya dengan hati-hati. Diluar terlihat Adli berjalan melewati kelas 12-A-2. Adli melihat lewat jendela ternyata April sudah duduk dibangkunya. Sedangkan April yang sebenarnya juga tahu Adli sedang melihat dirinya dari jendela, langsung membuang jauh-jauh pandangannya dan pura-pura fokus ke soal kimia yang ditanyakan Indi tadi. Adli tersenyum kecut.

“Woyyy!” Mali mengagetkan temannya itu yang masih terdiam di depan jendela kelas 12-A-2. Ia lalu merangkulnya. “Udahlah gausa dipikirin dulu. Nanti juga baikan lagi. Slow!” saran Mali untuk menenangkan temannya itu. Dari belakang Alli’ lari menyusul. “Iya Dli santai aja!” Adli lagi-lagi terdiam hanya mendengarkan. Mereka bertigapun masuk ke kelas 12-A-1 setelah melihat guru kesenian sudah berjalan kearah kelas mereka. Sisa-sisa pelajaran terakhir di hari itu berlangsung cepat. Bel pulang sekolah dibunyikan tepat pukul tiga, Adli cepat-cepat keluar dari kelasnya berniat untuk meminta maaf pada April. Namun ketika ia sampai di kelas 12-A-2, dilihatnya April sudah menghilang. “Sudah ke perpus duluan kali ya.” Adli langsung berjalan menuju perpustakaan sekolah untuk mengikuti ulangan susulan pelajaran sejarah.

April yang biasanya berlama-lama dahulu di kelas setelah bel pulang sekolah dibunyikan, sekarang ia ternyata buru-buru pergi ke ruang kepala sekolah. Ia ingin menanyakan alasan spesifik mengapa Omnya mentraktir dirinya dan teman-teman sekelasnya pizza hot delivery. “Om Jan, kok tadi malah setuju-setuju aja pas Pak Gusta minta dibeliin pizza hot delivery?”

Om Jan yang sedang beberes meja kerjanya menjawab, “Ya gapapa lah Pril. Lagipula Pak Gusta itu guru senior disini. Sekali-sekali kita kasih apresiasi dia karena sudah mengajar puluhan tahun di sekolah ini, dan… untung jugakan buat kamu. Jadinya kamu disenangi juga sama teman-teman kelas kamu.”

“Iya juga sih Om. Makasih ya Om Jan!”

“Kamu sudah gak ada kegiatan? Om langsung mau pulang nih karena sudah selesai juga semua urusan.”

“Iya Om kayaknya gak ada.”

“Oke yuk!” ajak Om Jan. Mereka berdua keluar dari ruangan kepala sekolah dan berjalan menuju parkiran mobil. April benar-benar melupakan jadwal ulangan susulan pelajaran sejarahnya. Sesampainya di parkiran, Om Jan dan April langsung menaiki mobil. Om Jan menyalakan mobil. Sekitar setengah menit mereka menunggu terlebih dahulu AC mobil tersebar merata di seluruh bagian mobil hingga terasa dingin. Mobil Pak Kepala Sekolah yang bermerek terkenal sekaligus mahal itu serta berwarna putih mengkilap sudah dikenal oleh seluruh murid-murid karena sangat mencolok meskipun Pak Jan baru menjabat sekitar satu bulan di sekolah ini. Mobilnya berjalan keluar dari parkiran menuju gerbang sekolah. Sontak Pak Jan menginjak pedal rem mobilnya ketika seorang murid laki-laki berdiri di depan mobil untuk menghalangi jalur mobil. Murid itu mengangkat kedua tangannya dan memberhentikan mobil Pak jan, ia adalah Adli.

“Adli?!” seru April. Adli terengah-engah setelah ia berlari dari perpustakaan di lantai dua gedung sekolah. Saat Adli sampai di perpustakaan tadi, dilihatnya tidak ada keberadaan April disana. Ia berasumsi bahwa April melupakan ulangan susulan sejarahnya. Sehingga Adli memutuskan untuk ke ruangan kepala sekolah. Ketika sudah sampai di depan ruangan kepala sekolahpun dilihatnya dari jendela sudah tidak ada siapa-siapa. Untungnya ada guru piket yang sedang lewat dan Adli langsung bertanya. Guru itu menjawab, “Oh tadi Pak Kepala Sekolah sudah ke parkiran sama keponakannya.” Adli langsung bergegas lari dan akhirnya ia dapat dengan tepat menghentikan mobil Pak Jan yang sudah berjalan ingin ke luar sekolah. April turun dari mobil.

“Kenapa Dli?”

“Lu lupa ada ulangan sejarah?”

“Astaga iya!” jawab April. Om Jan memasang rem tangan lalu ikut turun dari mobil. “Kenapa April?”

“Oiya Om pulang duluan aja. Aku lupa ada ulangan susulan sejarah.”

“Ouh bareng dia? Kayaknya saya pernah liat kamu ya?”

“Hehe iya Om. Eh Pak. Saya tempo hari sempet masuk ruang bapak.”

“Iya saya baru inget. Yang bicarain saya dibelakangkan? Siapa namamu?”

“Adli Pak.”

“Yauda Om aku mau langsung ke perpustakaan dulu,” potong April yang kemudian menyalimi tangan Omnya itu.

Lihat selengkapnya