Ada Cerita di Sekolah

Awal Try Surya
Chapter #22

Sang Penilik Mata

Masih di warung bakso Pakde, April menunggu dengan bosan sambil memainkan HPnya dan sesekali menengok ke arah luar karena ia penasaran dengan hal apa yang sedang diperbincangkan oleh Adli dan Adik Kelasnya tersebut. Adli dan Lili melakukan perbincangan dekat dengan tim Lili yang sedang menunggu juga di bagian luar warung bakso Pakde.

Adli memulai percakapan, “Kenapa Li?”

Lili sedikit menundukan kepalanya tetapi pandangannya tetap ke arah kakak kelasnya itu yang lebih tinggi setengah jengkal darinya lalu berkata, “Serius lu deketin Kak April?”

“Temen doang sih. karena memang ada beberapa kejadian yang ngebuat kita … lebih … kenal …?”

“Udah jadian?” tanya Lili dengan ketus.

“Dibilang teman aja.”

“Tapikan lu udah cukup lama Kak ngejomblo, sejak ditinggal Kak Mira waktu semester dua kelas 11?”

Please lah gausa ngungkit-ungkit dia lagi. Kasih tau aja langsung lu mau ngomongin apa gausa muter-muter begini.”

“Okeeee. Jadi gini Kak. Lu tau kan area di luar dinding sekolah belakang kantin, yang kebun kecil itu, terus di dekatnya juga ada gudang bekas toko material?”

“Iya kemarin gue abis …,”-Adli hampir saja keceplosan memberitahu Lili bahwa ia pernah mencoba memanjat dinding sekolah di bagian kebun kecil belakang sekolah itu-”lewat … dari situ terus kayak … ada proyek ya?”

“Nah lu liatkan lagi ada proyek disitu? Ternyata itu proyek dari sekolah!”

“Owh. Kayaknya udah dari pertengahan November ya?”

“Iya Kak, proyek itu perlu ngeratain bangunan gudang sampai ke area kebun kecil itu, lu tau gak proyek apa itu?”

“Enggak, lu?”

“Enggak juga. Kalau proyek itu cuma ngorbanin gudang bekas toko material it’s okay, mungkin Bapak Kepala Sekolah yang terhormat sudah punya kesepakatan dengan pemilik tanah tersebut untuk proyek dari sekolah kita. Cuma gue gak setuju sama Bapak Kepala Sekolah yang terhormat kalau proyek itu diadain sampai ngorbanin kebun kecil dekat kantin. Pohon-pohonnya ditebangin! Makanya gue gak bisa ngasih tau hal ini ke lu di depan April langsung, Takutnya dia tersinggung atau apa, karenakan dia keponakan Bapak Kepala Sekolah yang terhormat. Jadi bayangin aja kantin bakal sepanas apa kalau waktu istirahat. Ada kebun kecil di belakang kantin aja sumpek dan panaskan kalau istirahat? Apalagi gak ada.”

“Iya-iya gue sependapat dengan kritikan lu itu. Tapi ada baiknya lu kenalan dulu sama April, baru ngejudge. Padahal dia gak seperti yang lu pikirkan lho.”

“Hehe sorry Kak, kan lu udah tau gue orangnya selalu ngejudge. Jadi intinya sih gue gak setuju karena proyek itu ngurangin lagi lahan hijau yang ada di area sekolah kita. Pokoknya kalau gue kepilih nanti gue cari tahu deh!”.

“Ya percuma juga sih kalau udah tau. Toh proyeknya udah jalan duluan. Kita bisa apa sebagai murid? Cuma dituntut datang, belajar, pulang. Paling mentok ngikut lomba atau ekskul dan menang dapat prestasi. Pialanya juga malah buat sekolah, dipajang di lemari-lemari mereka ahhaha.”

“Setidaknya kan kita juga warga sekolah dan udah berusaha ngasih kritik buat mereka. Oiya Kak, kayaknya lu harus tetap deketin Kak April dah. Karena gue lihat lu berdua cocok!” ujar Lili yang pura-pura mendukung hubungan Adli dan April tersebut. Dari lubuk hati Lili paling dalam sebenarnya ia cemburu karena April juga mempunyai perasaan dengan Kakak kelasnya itu.

“Yaaa,”-Adli mengangkat kedua pundaknya-“we will see.”

“Terus Kak nanti gue minta bantuan lu juga ya, kalau nanti gue kepilih. Lu harus daftar di akhir November nanti jadi panitia jambore sekolah oke?!”

“Yaiyalah. Daftar gak daftar gue harus bantu karena kan gue mantan anggota inti MPK juga,” jawab Adli. Tiap tahunnya pengurus OSIS-MPK pada periode-periode sebelumnya dibantu pengurus OSIS-MPK yang baru melaksanakan proker(Program Kerja) mereka nanti di awal semester dua, yang biasa disebut sebagai jambore sekolah dimana pesertanya adalah murid kelas sepuluh dan juga murid kelas dua belas. Kegiatan itu bertujuan untuk kembali mempererat murid-murid kelas sepuluh yang baru memasuki tahun pertamanya, meskipun mereka juga sudah melaksanakan ospek di awal semester kemarin. Begitu juga murid kelas dua belas yang membutuhkan pelarian serta refreshing sejenak sebelum mereka akan difokuskan oleh ujian-ujian sekolah yang beruntun. Panitia yang memegang kegiatan kelas sepuluh adalah pengurus OSIS-MPK yang baru, sedangkan yang memegang kegiatan kelas dua belasnya adalah pengurus OSIS-MPK yang sebelum-sebelumnya. Sehingga seharusnya jambore tersebut dilaksanakan di luar Jakarta, biasanya di daerah Puncak Bogor yang terdapat wisma-wisma besar untuk penyewaan tempat agar bonding mereka lebih terasa. Tetapi mengingat peraturan baru yang ketat dari sekolah, tidak membolehkan kegiatan apapun lagi di luar daerah Jakarta, hal tersebut menjadi PR berat dari panitia tahun ini.

“Okeee deh Kak! Kasian tuh Kak April dari tadi udah nengok-nengok terus nungguin lu.”

“Yauda. Seratus persen gue yakin lu pasti kepilih jadi ketua osis! Semangat ya!” ucap Adli seraya menggenggam kedua pundak Lili dengan kedua tangannya tepat disaat April menengok ke arah mereka.

Lihat selengkapnya