Ada Cerita di Sekolah

Awal Try Surya
Chapter #24

Surat Suara Terakhir, Coklat, dan Keju

Perhitungan suara calon ketua OSIS akhirnya sampai pada tahap akhir. Suasana aula terdiam sejenak, semua orang di dalam aula menjadi tegang dan berdebar-debar hatinya. Para murid maupun guru tidak bisa menahan untuk berdiri dan saling menjinjit agar bisa melihat salah satu panitia yang mulai menunjukan surat suara ke dua terakhir pada semua saksi. Lalu terlihat ….

Surat suara tersebut memiliki lobang pada ketiga gambar calon alias golput. Seluruh yang menyaksikan menghembuskan nafasnya, meredakan kembali ketegangan yang sebelumnya sudah mencapai klimaks. Panitia mengambil surat suara terakhir yang akan menjadi penentu. Apakah surat suara itu akan kembali golput? Sepertinya tidak, karena murid-murid memiliki kesadaran tinggi untuk memilih salah satu dari ketiga calon ketua OSIS daripada memutuskan untuk lepas tangan terhadap nasib ketua OSIS selanjutnya, dilihat dari persentase golput yang tidak menyentuh angka satu persen.

Kali ini panitia yang memegang surat suara terakhir itu dengan sama sekali tidak memeriksanya terlebih dahulu. Ia langsung memutuskan untuk memperlihatkannya pada penonton sehingga mereka bisa sama-sama tahu hasil akhir dari pemungutan suara tersebut. Diangkatnya tinggi-tinggi lembaran kertas surat suara terakhir itu dengan kedua tangannya lalu ia buka, dan nampak area kotak dari gambar Lili yang bolong tercoblos tepat di bagian kanan pojok atas kotak itu.

Lili berteriak seperti penyanyi band rocker tahun 2000an yang sedang menyanyikan bagian riff lagunya di atas panggung, dengan lirik yang hanya satu kata, “YEAYYYYYY.” Murid-murid pendukung Lili ikut berteriak senang tidak karuan, sama dengan lima sekawan yang setia menunggu sampai akhir di area belakang.

“Wah memang benar sih yang curang pasti bakal tetap kalah!” ujar Adli di tengah-tengah suara riuh gemuruh dari pendukung Lili. Alli’ bergegas kedepan meninggalkan teman-temannya. Sesampainya di depan aula, ia maju hingga ke meja panitia dan mencoba mencari kertas suara terakhir tadi yang masih dipegang oleh panitia yang tadi membukanya.

Jauh dari belakang tadi sepertinya Alli’ tidak asing dengan surat suara itu beserta letak coblosannya juga. Ia lalu meminta untuk melihat kembali surat suara terakhir itu dari panitia untuk memastikan kembali, panitia membolehkan. Saat Alli’ memegang surat suara terakhir itu dan melihatnya, ia tersenyum tidak percaya. Surat suara itu adalah surat suaranya tadi pagi. Dalam hatinya ketika mencoblos, Alli’ tidak ingin menusuk wajah cantik Lili di gambar. Ia memutuskan untuk mencoblos persis di pojok kanan atas kotak gambar Lili, di luar wajah cantik Lili. Identik sekali letaknya, besar bolongannya, dan lipatannya seperti ketika ia mencoblos tadi pagi. Alli’ mengembalikan surat suara terakhir itu ke panitia.

Teman-temannya sudah menyusulnya ke area bagian depan aula. Suara kemenangan sekaligus perayaan dari timses serta pendukung Lili sudah mulai mereda. Murid-murid satu persatu memberikan selamat kepada Lili, sebagaimana Nuel dan Ian sebagai lawannya juga membertikan selamat.

“Selamat ya Li! Akhirnya ketua OSIS SMA kita murid perempuan. Lu mencatatkan sejarah Li!” ucap Nuel yang meskipun terdapat kesedihan di raut wajahnya, tetapi ia tetap berbesar hati menerima kekalahannya. Berbeda dengan Ian yang memang sudah siap untuk kalah. Ian hanya mengucapkan dengan singkat tiga kata saja tanpa ekspresi apapun, “Selamat ya Li!”

Lili membalas ucapan lawannya itu, “Iya terimakasih ya! Selamat juga Nuel sebagai wakil ketua satu dan Ian wakil ketua dua. Gue berharap kedepannya kita bisa bekerjasama demi membangun sekolah kita lebih baik lagi.” Nuel dan Ian kembali ke pendukungnya masing-masing.

Murid-murid dan para gurupun berdatangan mengantri mengucapkan selamat pada Lili. Lili tidak berhenti tersenyum. Adli dan kawan-kawannya juga hendak mengucapkan selamat.

“Selamat yaa. Benarkan ucapan gue, seratus persen lu pasti bakal menang!” ucap Adli. Yang lainnya juga mengucapkan selamat. April menambahkan, “Selamat ya kamu.”

Lili menjawab, “Huhhh beda satu suara doang Kak! Makasih semuanya!”

Alli’ lagi-lagi yang mengetahui sesuatu yang tidak diketahui teman-temannya itu, bahwa surat suara terakhir yang menjadi penentu itu adalah miliknya. Ia lebih memilih untuk diam kali ini. Perasaannya sudah sangat senang dengan terpilihnya Lili sebagai ketua OSIS baru berkat satu suara penentu darinya. Alli’ terdiam memandangi Lili yang masih mengobrol dengan teman-temannya itu. Lama kelamaan Alli’ tertegun, sepertinya ia sudah dibuat jatuh cinta dengan sosok Lili. Mali menepuk Pundak Alli’ dan membuyarkan lamunan Alli’ tersebut.

“Pulang yuk!” ajak Mali. Teman-teman yang lain juga menyudahi perayaan singkat dari kemenangan Lili. Mereka semua beranjak pulang setelah mengucapkan selamat pada Lili. Mali, Alli’, dan Indi pergi keluar dari aula, disusul April. Namun ketika Adli juga hendak untuk keluar aula, Lili memberti tahu sesuatu pada Adli yang sempat terdengar oleh April juga.

“Kak sebentar ya, gue mau ngomongin sesuatu tentang hal kemarin itu. Tunggu di parkiran!” Lili langsung menjauh. Sementara Adli tidak sadar April mencuri dengar.

Lihat selengkapnya