Ada Cerita di Sekolah

Awal Try Surya
Chapter #29

Susah dan Senang

Setelah melewati hari Senin yang melelahkan, akhirnya punggung Adlipun menyentuh kasur. Ia baru sampai dirumahnya dekat dengan waktu magrib, karena sepulang sekolah tadi waktunya digunakan untuk mengerjakan pekerjaan kelompok dari mata pelajaran prakarya yang diberikan oleh bu Eli.

“Haduh capek banget!” Adli mengeluh tidak terima, bisa-bisanya Bu Eli tetap memberikan pekerjaan kelompok untuk membuat karya pernak-pernik dari daur ulang. Padahal murid-muridnya itu sudah kelas dua belas yang seharusnya mereka lebih difokuskan untuk belajar mata pelajaran yang akan lebih banyak diujikan nanti.

Adli mengumpulkan kembali mood beserta energinya untuk melanjutkan mengerjakan PR yang belum sempat ia selesaikan. Ia kemudian berpikir untuk menchat April.

Adli sedikit ragu karena belakangan ini April selalu menjauh darinya. Sehingga Adli memutuskan untuk bertanya dulu pada Indi. Siapa tahu, April memberitahu Indi alasan mengapa ia menjauhi Adli.

“Ndi? Si April kenapa emang? Masih mikirin Pak Gusta?”

Lalu beberapa saat kemudian terdapat pesan balasan dari Indi.

“Enggak Dli.”

“Terus kenapa dia kok kayak ngejauhin gue?”

“Bukan ‘kayak’ lagi, emang dia ngejauhin lu!”

“Ya kenapa?”

“Tanya aja sendiri ke orangnya,” jawab Indi yang menepati janjinya untuk tidak memberitahu pada Adli mengapa April menjauhi Adli. Indi sudah diberi tahu April alasannya menjauhi Adli setelah April memberikannya satu syarat, ‘Pokoknya kalau Adli nanya hal ini, lu jawab aja, ‘Tanya aja sendiri ke orangnya’ janji?’ Indi memegang kata-kata dari April itu.

“Yauda-yauda,” balas Adli.

Adli langsung mengklik profil April dan mengirimkan pesan, “Malem, keponakannya kepala sekolah … “

Setelah menunggu lima menit sambil mengscroll Instagram, tidak ada tanda-tanda April akan membalasnya. Adli mengirimkan screenshootan dari pesannya pada April itu ke Indi.

“Nih udah gue chat cuma belum di balas-balas?”

Indi menjawab, “Sabar napa bang baru lima menit ahaha.” Indi tertawa karena ia tahu padahal April sedang online dan chatingan dengannya. Indipun meneruskan lagi screenshoot-an dari Adli tadi ke April.

“Kasian nih anaknya. Jawab aja Pril ahahah.”

“Liat nanti deh,” ketik April dengan cuek. Saat di sekolah tadi Indi memaksanya untuk bercerita dan juga mengancam April, kalau April tidak ingin menceritakan hal tersebut padanya, ia akan marah. Aprilpun terpaksa menceritakannya dengan berat hati walaupun sebenarnya ia tidak mau..

Ketika April menceritakan kecemburuannya tentang Adli dan Lili pada Indi, Indi menjadi pendengar yang sangat baik. Indi tidak hanya ingin semata-mata mengetahui masalah dari April, sampai-sampai rela mengancam teman sebangkunya itu. Indi benar-benar ingin membantu April juga karena ia tidak betah melihat temannya itu, terus memasang wajah cemberut seharian full.

Akhirnya Indipun mengerti mengapa April menjauhi Adli. Iapun memberi pengertian pada April bahwa Adli dan Lili terlihat dekat karena memang mereka menempati jabatan yang sama di MPK tetapi hanya berbeda periode. Indi yang pernah sekelas dengan Adli waktu kelas sebelas, juga menceritakan bahwa Adli hanya mempunyai satu mantan saja. Ketika kelas sebelas awal, disaat sedang sayang-sayangnya, Adli ditinggal oleh murid perempuan yang bernama Mira.

Bukan karena ada pihak ketiga, bukan karena masalah apapun. Tetapi hanya karena Mira pergi meninggalkan Jakarta karena ikut dengan orang tuanya ke luar negeri. Kabarnya Mira jadi bertempat tinggal di Singapura. Sejak saat itu Adli sudah tidak mendengarkan kabar apa-apa lagi dari Mira. Mira memblock semua kontaknya dengan Adli, sehingga Adli tidak bisa menanyakan sedikitpun tentang kabar dari Mira.

Indi menjelaskan baik-baik pada April bahwa Adli sebenarnya cowok baik-baik. Adli bahkan memohon-mohon pada semua murid kelas hingga murid perempuan yang dekat dengan Mira, untuk meminjam akun instagram mereka, termasuk Indi, hanya untuk melihat bagaimana keadaan Mira ataupun sekedar menanyakan kabar. Tetapi setelah sebulan lebih kemudian, semua sosial media Mirapun hilang bagaikan di telan angin.

Saat itu pula banyak murid perempuan yang mulai mendekati Adli, tetapi tidak satupun ia gubris. Indi menceritakan itu semua pada April karena ia ingin membuat teman sebangkunya itu tahu Adli yang sebenarnya.

Mendengar cerita Indi itu, hati April yang tadinya sudah akan tertutup rapat-rapat pada Adli setelah ia juga melihat Adli makan berdua dengan Lili di kantin, sekarang hatinya sudah mulai terbuka kembali. Namun tetap saja perlu waktu untuk menambal semua kesalapahaman yang terjadi antara Adli, April, dan Lili.

Adli masih menunggu balasan dari April sambil belajar dan mengerjakan PR. Sampai PR dan kegiatan belajarnya itu selesai, belum juga ada pesan balasan dari April. Jam terus berdentang hingga pukul sepuluh malam lewat sedikit.

Adli hendak tidur karena ia hampir menyerah menunggu pesan balasan dari April. Adli sudah dalam posisi rebahan menghadap ke kanan sambil menatapi layar HPnya itu. Matanya sudah sayup-sayup, tetapi ia tetap menahannya hingga sekuat tenaga.

Lalu tiba-tiba, “Good night juga ya. Selamat bobo … “

Lihat selengkapnya