Setelah rapat gabungan tentang jambore sekolah kemarin hari, para anggota OSIS dan MPKpun telah mempersiapkan strategi pengumpulan dana yang rencananya akan dijalankan hari Senin minggu depan di bulan yang baru juga yakni bulan ke dua belas.
Lili merasa rencana yang Adli berikan tersebut cukup menarik dan sepertinya akan berhasil untuk menambal kekurangan budget acara jambore sekolah mereka. Beban Lili menjadi lebih ringan dari sebelumnya.
Urusan dana sudah clear dan perlahan mulai teratasi. Sekarang hanya tinggal bagaimana Lili dan teman-teman OSISnya dapat membuat bapak kepala sekolah mengizinkan mereka untuk bisa mengadakan jambore sekolah di luar kota.
Sejak pertemuannya dengan April di warung bakso Pakde, hingga Senin kemarin ketika ia berjalan mengantarkan April sampai depan perpustakaan. Lili mempunyai niat tersembunyi mengapa dirinya mencoba mengakrabkan diri dengan April. Untung saja April juga ramah padanya.
Lili melihat peluang tersebut untuk memanfaatkan keberadaan April sebagai keponakan dari kepala sekolah, agar bagaimanapun caranya acara jambore sekolah tersebut dapat dilaksanakan di luar kota.
Selain berbagai alasan dan argumen yang sudah dikumpulkannya, senjata terakhirnya ialah membuat April bisa membantunya juga untuk mengubah hati dan pemikiran bapak kepala sekolah tentang larangan jambore sekolah di luar kota.
Apalagi dengan situasi April yang juga menyukai Adli, Lili berpikir sembari membantu hubungan Adli dan April juga, ia akan mengambil kesempatan itu untuk memperlancar kegiatan jambore sekolah agar bisa dilaksanakan di luar kota.
Belakangan ini Lili selalu melihat April sering pergi ke perpustakaan sekolah di lantai dua yang kebetulan dekat dengan kelasnya. Hari inipun ia melihat April memasuki perpustakaan. Karena tidak ada kegiatan organisasinya, Lili mencoba membuka peluang itu.
Lili melepas sepatunya dan masuk ke dalam perpustakaan. Ia langsung menelusuri keberadaan April. Dilihatnya April yang berada di pojok rak buku bagian novel, sedang mencari-cari novel yang belum juga ia temukan. Lili berjalan ke arah April.
Saat Lili mendekat, ia bertingkah seperti tidak sengaja bertemu dengan April.
“Eh Kak April? Ketemu lagi hehe, belakangan ini sering ke perpus ya Kak?” tanyanya.
“Eh Lili lagi. Iya nih biasanya sebelum UAS aku puas-puasin dulu baca novel. Jadi pas UAS nanti biar tinggal fokus baca buku pelajaran deh, gak baca novel lagi.”
“Ohhh Kak April suka baca novel ya ternyata.” April mengangguk.
“Kamu mau nyari buku apa?” tanya April
“Aku tadinya mau nyari komik sih kak. Cuma karena diingetin Kak April UASnya sebentar lagi, kayaknya gak jadi minjem deh ahahaha.”
“Ouhh ahahah.” April juga tertawa. April dan Lili telah mengambil salah satu novel dari rak, merekapun duduk berdua. April membuka novelnya untuk dibaca sedangkan Lili hanya berpura-pura saja membaca novelnya itu.
Lili lalu bertanya lagi, “Jadi gimana Kak, sama Kak Adli?”
April tertegun sejenak melihat Lili yang tiba-tiba menanyakan hal itu. “Gimana maksudnya?”
“Sudah sampai mana gitu ahahaa?”
“Gak sampai mana-mana ….” April semakin heran.
“Hmmm …. Jadi pas waktu ketemu rapat jambore sekolah kemarin, Kak Adli curhat ke aku kalau Kak April kok malah ngejauh dari dia. Dia jadi sedih dan gak semangat sekolah. Mana bentar lagi mau UAS katanya, jadi gak semangat belajar buat persiapan UAS,” tutur Lili dengan sejujurnya mengenai kondisi Adli meskipun terdapat beberapa bumbu cerita pelengkap yang ia tambahkan.
April yang mendengar hal tersebut awalnya merasa bersalah. Ia jadi takut hanya karena dirinya menjauh dari Adli sebab cemburu pada Lili, sampai menyebabkan Adli tidak fokus belajar untuk UAS dan takut nilai Adli menjadi jeblok karenanya. Tapi rasa bersalahnya itu ia coba padamkan seketika.
“Gitu yaa …, perasaan biasa aja deh. Biarin aja dia gak konsen terus nanti nilainya jelek!” jawab April dengan berlagak cuek walaupun sebenarnya ia peduli.
“Yauda Kak nanti aku bilangin deh ke dia.”
“Bentar-bentar. Maksud aku tuh, aku ngerasa biasa aja gak bermaksud ngejauh apalagi ngedeket. Jadi gak ada alasan si Adli males belajar karena akukan ….”
“Jadi gak ada apa-apa nih ya Kak?”
“Iya udah lebay banget si Adli itu,”-perasaan April pada Adli membuatnya kemudian spontan berkata lagi-”nanti aku yang minta maaf ke dia deh!”
“Oke deh Kak hehehe.” April jadi semakin mengerti bahwa memang hubungan Adli dan Lili hanyalah sebatas kakak dan adik kelas, tidak lebih jauh dari itu. Rasa cemburunya pada Lili sudah mulai menghilang.
Lalu April melanjutkan membaca novelnya sedangkan Lili masih pura-pura membaca novelnya. Lili sedang memikirkan bagaimana mencari topik pembicaraan lagi yang berhubungan dengan jambore sekolah supaya rencana awalnya untuk memanfaatkan posisi April sebagai keponakan kepala sekolah terlaksana.